Kamis 21 Nov 2013 18:28 WIB

MPS: Pondok Pesantren Tidak Ajarkan Kekerasan

Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)
Foto: Antara/Arief Priyono
Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pondok pesantren tidak pernah mengajari santri melakukan tindakan kekerasan dan radikal dalam menyikapi perbedaan agama. Demikian kata Ketua Majelis Pesantren Salafi (MPS) Provinsi Banten, KH Matin Syarkowi, di Serang, Banten, Kamis.

"Tidak pernah ada santri atau pondok pesantren yang tawuran. Tapi, kenapa saat ini jika ada tindakan kekerasan dan paham radikalisme, itu orang selalu mengaitkan dengan pondok pesantren," kata Matin dalam diskusi publik "Gerakan Kultur Cegah Paham Radikal" di Kanwil Kemenag Provinsi Banten.

Ia mengatakan kultur dan pendidikan pondok pesantren jauh berbeda dengan pendidikan modern, apalagi dengan pendidikan yang tidak disertai dengan sistem pendidikan pesantren.

"Anak-anak pelajar sekarang lebih senang dengan tawuran. Itu bagian dari tindakan kekerasan yang dilakukan,'' katanya. ''Ini tidak akan pernah terjadi di kalangan santri pondok pesantren."

Sebab, katanya, Islam juga tidak mengajarkan tindakan-tindakan kekerasan dalam menyelesaikan suatu perbedaan. Sekalipun, ada anggapan sebagian orang melakukan tindakan dengan kekerasan itu dalam upaya mencegah kemungkaran. Akan tetapi, itu bukan bagian dari cara-cara orang Islam menyelesaikan perbedaan pandangan.

"Gerakan-gerakan radikal yang muncul dengan mengatasnamakan Islam adalah kelompok yang lahir dari pemahaman yang salah atau tidak memahami Islam secara menyeluruh," kata Matin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement