Selasa 19 Nov 2013 16:08 WIB

Menanti Masjid Pertama di Athena

Rep: ani nursalikah/ Red: Damanhuri Zuhri
Masjid pertama Athena, Yunani
Masjid pertama Athena, Yunani

REPUBLIKA.CO.ID. -- Setelah 13 tahun sejak pertama kali diumumkan, pembangunan masjid di Athena yang dibiayai pemerintah akan segera dimulai. Keputusan tersebut diambil setelah sebuah konsorsium perusahaan Yunani memenangkan tender pembangunannya.

“J&P Avax, Terna, Aktor, Intrakat memenangkan tender untuk membangun masjid yang menelan dana sekitar 946 ribu euro atau 1,27 juta dolar AS itu,” ujar Kementerian Infrastruktur Yunani dalam pernyataannya kepada Reuters.

Pembangunan masjid harus diselesaikan dalam enam bulan setelah kontrak ditandatangani. Para Muslim di Ibu Kota Yunani itu telah lama menantikan masjid untuk mengakomodasi kegiatan mereka.

Sejumlah kelompok hak asasi manusia, seperti Amnesty International, mengecam Yunani sebagai salah satu dari sedikit ibu kota di Eropa yang tidak memiliki masjid.

Meski pengaruh Gereja Ortodoks sangat kental, Yunani, seperti dijelaskan Kementrian Infrastruktur Yunani, berjanji membangun masjid bagi Muslim yang merupakan minoritas.

Rencana pembangunan masjid di Athena kali pertama digulirkan pada awal 1880 melalui parlemen. Pada 2004 pembangunan kembali gagal karena olimpiade.

Rencana tersebut pun ditentang keras oleh kelompok sayap kanan yang berjanji akan menggagalkan pembangunan masjid. Partai sayap kanan Fajar Keemasan yang dicurigai melakukan penyerangan terhadap imigran mengatakan akan berjuang hingga akhir untuk menggagalkan pembangunannya.

Laporan media lokal yang menyebutkan Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan menawarkan bantuan untuk membangun masjid justru memicu kemarahan di Yunani.

Seorang ulama lokal Seraphim juga berencana membangun masjid. Ia mengajukan rencana ke Pengadilan Tinggi. Namun, belum diproses selama berbulan-bulan.

Negara yang pernah berada di bawah kekuasaan Ottoman tersebut dulunya pernah dihiasi menara sejak dua abad lalu. Namun, masjid di Athena tidak lagi difungsikan sejak kekuasaan Ottoman berakhir pada awal 1800-an.

Sekitar 130 ruang bawah tanah atau gudang tanpa sirkulasi udara saat ini menjadi tempat ibadah bagi 200 ribu Muslim di Athena.

Puluhan ribu imigran Muslim melaksanakan ibadah di rumah. Mereka harus menempuh jarak ratusan kilometer ke utara Yunani untuk menikah, menyelenggarakan pemakaman, dan upacara lainnya. Selama bertahun-tahun Gereja Ortodoks bersikeras Yunani tidak siap memiliki menara masjid di Athena.

Kabar pembangunan masjid ini pun cukup melegakan komunitas Muslim di tengah rencana Pemerintah Yunani menggodok peraturan terkait komunitas Muslim.

Aturan itu nantinya diberi nama “240 Imams Law”. Seperti dikutip World Buletin, mayoritas anggota parlemen setuju membahas peraturan itu. Melihat situasi Yunani saat ini, dapat dipastikan aturan tersebut akan diloloskan parlemen dan diberlakukan.

Apabila aturan itu diterapkan, anak-anak Muslim Yunani diwajibkan untuk mempelajari Alquran dalam bahasa Yunani. Untuk pembimbingnya, pemerintah telah menunjuk 90 ulama dan imam.

Aturan itu juga mengatur siapa yang akan menjadi pengurus masjid di Thrace. Nantinya, penunjukan ini akan diatur oleh dewan khusus dengan salah satu anggotanya berasal dari kalangan Kristen Ortodoks.

Selain itu, Pemerintah Yunani tidak melibatkan komunitas Muslim dalam pembahasan aturan tersebut. Turki menyampaikan protesnya atas rencana itu. Mereka juga mengkritik sikap Uni Eropa yang diam saja soal aturan baru ini.

n ani nursalikah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement