Senin 11 Nov 2013 08:49 WIB

Pesantren Berdayakan Ekonomi Masyarakat

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Hazliansyah
Suasana belajar di sebuah pesantren.
Suasana belajar di sebuah pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren bukan hanya fokus pada pendidikan keagamaan. Aspek pengembangan ekonomi juga menjadi program yang dilaksanakan.

Pengembangan ekonomi dilakukan dengan membentuk koperasi simpan pinjam dan perekrutan tenaga kerja yang ditempatkan pada unit usaha pesantren.

Ketua Dewan Pembina Jaringan Santri Indonesia (JSI), Marzuki Alie, menyatakan, perekrutan tenaga kerja mampu mengurangi angka pengangguran dari kalangan masyarakat tingkat kabupaten atau kota. Masyarakat yang semula menganggur kemudian menjadi pekerja yang berpenghasilan.

Yang paling terpenting, jelasnya, adalah aspek pengembangan ekonomi. Pesantren melalui koperasi misalkan, mampu memberikan dana pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Tidak ada bunga. Yang ada sistem bagi hasil yang lebih menguntungkan masyarakat," imbuh Marzuki yang juga Ketua DPR RI ini, kepada Republika, Senin (11/11).

Sistem seperti ini menurutnya sangat penting untuk memaksimalkan kewirausahaan masyarakat. Misal, ada sekelompok masyarakat berkecimpung dalam dagang pecel lele. Semula hanya memiliki satu gerobak. Setelah mendapatkan pinjaman, bertambah menjadi dua gerobak. Bertambah lagi pekerjanya. Unit usaha kecil seperti ini lambat laun menjadi besar.

Jika pesantren melakukan pembiayaan seperti itu maka akan lebih maksimal. Masyarakat yang menjadi peserta pembiayaan tidak mungkin akan melakukan penyimpangan, karena mereka memahami uang yang dipakai milik ummat.

"Pengembangan kewirausahaan ini merupakan tanggung jawab kita semua," paparnya.

Hal ini mampu membangun kemandirian warga untuk mewujudkan masyarakat yang unggul.

"Dimulai dari yang kecil dulu, kalau dijalankan sungguh-sungguh pasti akan berkembang," demikian Marzuki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement