Ahad 10 Nov 2013 14:02 WIB

Bersedekahlah Saat Sempit dan Lapang

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Heri Ruslan
Sedekah (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Sedekah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Bersedekah tidak boleh berhenti, baik saat dilapangkan rezeki maupun disempitkan oleh Allah taala. Orang yang bisa bersadekah saat dalam keadaan susah, jauh lebih mulia di mata Allah SWT.

Hal tersebut ungkapkan Fauzan, pembina dan pengelola sejumlah panti asuhan di Riau saat dalam ceramah Ahad subuh di Masjid Baitul Makmur, Denpasar, Ahad (10/11).

Fauzan mengatakan, bila dibandingkan, orang yang bersedekah masih dalam keadaan miskin dengan saat dia menjadi kaya, prosentasenya lebih banyak masih dalam keadaan susah.

Misalkan, saat miskin seseorang bersedekah Rp 1.000 per hari, sedangkan setelah hartanya berlipat-lipat sampai ribuan persen, paling-paling dia bersadaqoh Rp 10.000 per hari.

“Ini kan tidak sebanding, mestinya sadaqahnya juga meningkat dengan kelipatan yang sama,” kata Fauzan.

Magister ekonomi syariah itu juga mengingatkan pentingnya menggunakan bank syariah dalam kegiatan ekonomi. Menurut dia, jangan dipersoalkan kelemahan-kelemahan bank syariah, melainkan gunakan jasa dulu, sambil memperbaikinya di tengah jalan.

Menggunakan bank syariah harus dengan niat beramal dan beribadah kepada Allah ta’ala. Memang ada yang mempersoalkan menggunakan bank syariah, jasanya  lebih mahal dibandingkan bank konvensional. Kendati hal itu tidak selalu benar tambah Fauzan, yang pasti menggunakan jasa bank syariah ada pahalanya.

“Niatkan saja bersedekah, insya Allah kerja kita menggunakan jasa bank syariah akan diberkahi oleh Allah,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement