REPUBLIKA.CO.ID, CINCINATI -- Lebih dari tiga tahun lamanya, Mohammed Maow bekerja di DHL Globe Mail, Hebron, Kentucy. Ia mendapat bayaran 11.57 dolar AS per jam.
Maow, merupakan imigran asal Somalia yang menetap di AS sejak 2007. Setahun kemudian, ia mendapat pekerjaan di DHL. Selama tiga tahun, ia tak mengalami masalah apapun.
Tiba-tiba, ia menjadi korban pemecatan. Alasannya pun tak masuk akal, yakni shalat. Tak tanggung-tangung, ada 24 pekerja Muslim DHL juga dipecat.
"Ini pekerjaan yang bagus," kata Maow.Maow pun mengadukan masalah itu ke US Equal Employment Opportunity Commision. Ia mendatangi lembaga itu bersama 24 rekannya.
"Kami meminta hak kami sesuai dengan perlindungan Undang-undang Federal 1964 dan negara bagian Kentucy," kata dia.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) yang mendamping Maow mengatakan DHL melanggar kebijakan federal soal akomodasi kebutuhan beragama karyawannya. "Sudah jelas ada perlindungan soal ini," kata Booker Washington.
Ketika dimintai konfirmasi, Juru bicara DHL menolak dimintai komentar. "Tidak ada komentar," kata dia.
Shahira Abdullah, 21 tahun, menilai tidak butuh waktu lama untuk melaksanakan shalat. "Kami justru diminta untuk tetap bekerja, tidak boleh shalat," kata dia.