Senin 04 Nov 2013 11:08 WIB

Warsi: Larang Jilbab Bukanlah Gaya Inggris

Menteri Urusan Keutuhan Masyarakat Inggris, Baroness Warsi
Menteri Urusan Keutuhan Masyarakat Inggris, Baroness Warsi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Muslim pertama Inggris, Baroness Warsi Sayeda menegaskan melarang hijab bukanlah gaya Inggris. Ini disampaikannya ditengah wacana yang dihembuskan kalangan konservatif untuk melarang penggunaan jilbab di ruang publik dan gedung pemerintahan.

"Sekali lagi, saya pikir orang memiliki hak memakai apa yang diinginkan negara ini. Kita tidak bisa pergi berkeliling memberitahu apa yang mereka harus kenakan, bagaimana mereka memakainya. Lalu baju apa yang harus dikenakannya," ungkap dia, seperti dikutip Telegraph, Senin (4/11).

Pada dekade lalu, kata Warsi, ada rencana melarang penggunaan rok mini. Faktanya, rencana itu tidak terwujud. Perempuan memenangkan hak atas apa yang dikenakannya. "Ada masa ketika orang mengatakan rok yang dikenakan kalangan perempuan begitu pendek. Tapi kita tidak mempermasalahkan itu lagi, sekarang muncul masalah cadar dan hijab yang dikenakan terlalu panjang," tegas dia.

Warsi mengatakan Inggris bukanlah AS dan Prancis. Soal komunitas Muslim, Inggris membutuhkan hubungan yang lembut. "Kami memiliki pendekatan yang berbeda," kata dia,

Warsi telah lama membela hak kaum Muslim , Kristen, Yahudi dan lain-lain. Ia secara terbuka membela mereka untuk mempraktikkan agamanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement