Kamis 31 Oct 2013 08:26 WIB

Bolehkah Kita Merayakan Hallowen?

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: A.Syalaby Ichsan
Hallowen (ilustrasi)
Hallowen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Anak-anak remaja yang tinggal di Amerika Serikat dan beberapa negara barat lainnya akan merayakan ritual Hari Hallowen pada tanggal hari ini yang bertepatan dengan 31 Oktober.

Di negara barat, Hallowen dirayakan dengan meriah, bahkan hari itu merupakan tanggal merah, hari libur khusus untuk merayakan Hallowen. Lalu, bagaimana dengan para remaja Muslim, bolehkan mereka turut serta ikut dalam keramaian berdandan menjadi hantu dan merayakan Hallowen?

Dari laman onislam, terdapat sebuah pertanyaan menarik yang dilontarkan oleh remaja Amerika Serikat dengan nama Stacey. “Assalamu alaikum. Hallowen dirayakan besar-besaran setiap tahunnya di Amerika Serikat. Apakah ini perayaan yang terkait pada agama tertentu? Kemudian bagaimana pandangan islam pada Hallowen?” tulisnya, Kamis (31/10).

Mantan Ketua Komunitas masyarakat Islam di Amerika Utara (ISNA), Muzamil Siddiqi pun menjawabnya. Sebagai ulama, ia jelas menyatakan agar umat Muslim tidak ikut serta dalam perayaan Hallowen.

Ia memaparkan fakta sejarah, bahwa perayaan Hallowen adalah tradisi dari negara Barat yang berdasarkan penanggalan Celtic kuno dan doktrin pagan Eropa, yang ditetapkan setiap tanggal 31 Oktober dalam kalender Masehi.

“Ritual yang dilakukan melibatkan roh-roh orang mati dan menyembah setan,” ujarnya. Ritual ini dilakukan untuk merayakan tahun baru pada penanggalan Druid Kuno, yang percaya bahwa orang mati akan kembali ke rumah mereka pada hari itu.

Pada intinya , Halloween merupakan perayaan Tahun Baru bagi para penyembah setan . “Ikut dalam perayaan seperti itu, bagi umat Muslim adalah berdosa dan haram, karena melibatkan elemen yang paling jahat dari kemusyrikan dan kekafiran,” tegasnya.

Menurutnya, Hallowen pada penanggalan kuno, merupakan hari khusus sebagai perayaan karena saat itu banyak penyihir yang mati. Kemudian, orang Kristen mencoba membuat hari tersebut terdengar lebih religius bagi agama mereka, dan disebut dengan “All Saint Day”.

Namun hingga kini banyak juga dari orang Kristen pada aliran tertentu yang membenci perayaan Hallowen dan menganggapnya sebagai perayaan yang buruk. “Mereka menyebutnya dengan ‘helliday’,” ujarnya.

Jika orang kristen ada yang menerima dan tidak, lalu bagaimana dengan islam? “Kita sebaiknya tidak ikut merayakan Hallowen,” ujarnya.

Hal ini berarti sebagai muslim, meski tinggal di tengah masyarakat yang merayakannya, sebaiknya menghindari perayaan tersebut, termasuk menggunakan kostum hantu, melakukan trick or treat ke setiap rumah, menghias rumah dengan beragam ornamen hantu dan sihir juga jaring laba-laba palsu, membuang banyak buah labu yang diukir, dan semua hal yang tidak perlu lainnya.

Menurutnya, perayaan Hallowen itu sangat aneh. Orang-orang yang waras justru di hari tersebut bertindak aneh dan melakukan hal-hal bodoh. “Ini justru mengarah ke hal-hal yang berbahaya,” ujarnya. 

Beberapa orang bahkan berperilaku jelas seperti para monster dan penyihir, lepas kontrol dan boleh melakukan hal-hal di luar akal sehat atas nama perayaan Hallowen. “Jelas ini tidak sesuai dengan Islam. Umat muslim tidak boleh ikut merayakannya,” tegasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement