REPUBLIKA.CO.ID, Khanate Crimea memainkan peran yang tak ternilai harganya dalam menyebarluaskan Islam.
Ajaran Islam berkembang luas hingga ke daratan benua Eropa. Penyebaran Islam secara besar-besaran di Eropa bagian timur, khususnya Rusia terjadi ketika Kekhalifahan Turki Usmani (Ottoman) menguasai dunia selama enam abad lamanya (27 Juli 1299 hingga 29 Oktober 1923).
Ketika ajaran Islam berkembang di wilayah-wilayah yang kini menjadi bagian dari Rusia, pernah berdiri kerajaan-kerajaan Islam. Wilayah kekuasaannya meliputi Eropa Timur dan Tenggara. Salah satu kerajaan (khanate) Islam yang paling lama berkuasa di wilayah itu adalah Khanate Crimea.
Kerajaan tersebut mulai berdiri sejak 1441 M dan jatuh pada 1783 M. Khanate ini pernah berada di bawah dua kekuasaan, yakni kekuasaan Tatar Crimea dan kekuasaan Kekhalifahan Turki Usmani, ketika itu Crimea menjadi wilayah protektorat.
Khanate Crimea berdiri ketika beberapa klan dari Kekaisaran Golden Horde menghentikan kehidupan nomaden mereka di Desht- Kypchak (sekarang stepa Kypchak di wilayah Ukrainia dan Rusia Selatan) dan memtuskan untuk menjadikan Crimea sebagai kampung tempat tinggal mereka. Saat itu, wilayah Crimea adalah bagian dari ulus (distrik) Golden Horde sejak 1239, dengan ibukotanya Qirim (Staryi Krym).
Kaum separatis lokal mengundang seorang penakluk dari keturunan Jengis Khan bernama Haci Giray, untuk menjadi pemimpin mereka. Haci Giray menerimanya dan meninggalkan pengasingan di Lithuania untuk berperang memperjuangkan kebebasan melawan Horde mulai 1420 sampai 1441. Ia lalau meraih kesuksesan atas upayanya itu.
Namun setelah itu Haci Giray harus menyingkirkan saingan internalnya sebelum memegang tahta pada 1449 M. Ia lalu memindahkan ibukota Crimea ke Qirq Yer (sekarang menjadi bagian dari Bahçeseray--sebuah kota di Ukraina). Wilayah Khanate ini meliputi semenanjung Crimea (kecuali selatan dan barat daya pantai dan pelabuhan, yang dikuasai oleh Republik Genoa) serta stepa Ukraina yang kini terbentang di wilayah Ukraina dan Rusia Selatan.
Haci Giray disebut-sebut sebagai pendiri dan penguasa Khanate Crimea. Ia adalah generasi ke-11 dari Jengis Khan, penguasa Mongol Raya. Sejatinya, Khanate Crimea merupakan satu dari beberapa peninggalan Golden Horde, bagian utara-barat Kerajaan Mongol yang terpisah.
Kerajaan yang berada di utara Laut Hitam ini adalah sisa kerajaan yang masih dapat dijumpai. Crimea adalah bagian dari kerajaan Golden Horde. Ia menjadi unit administrasi yang terpisah dan penguasanya (amir) memiliki signifikansi yang besar dalam struktur politik Golden Horde di awal abad ke-15 M. Giray berhasil memperluas kekuasaannya ke wilayah antara Dniepr dan Don, berkat aliansi dengan Moskow dan negara Polandia-Lithuania.
Ia kemudian mengalahkan Genoa dan memberlakukan kekuasaannya di Kaffa, sebuah koloni yang dibangun Genoa di Crimea. Giray meninggal pada 1466. Para putra Haci I Giray bersaing satu sama lain untuk menggantikannya. Dinasti Turki Usmani melakukan intervensi dan memposisikan salah satu dari mereka, Menli I Giray, sebagai penerus tahta.
Sebelumnya, tampuk kekuasaan sempat dipegang oleh Nur Dewlet, saudara Meñli I Giray, yang menang dengan arahan raja Grand Horde, Ahmed. Pada 1475, pasukan Utsman menaklukkan Kerajaan Yunani Theodoro dan juga para koloni Genoa di Cembalo, Soldaia, dan Caffa. Dan setelah itu, Khanate Crimea berada di bawah protektorat/perwalian Kekaisaran Utsmani.
Tahun 1475, Kekaisaran Turki Utsman memenjarakan Menli I Giray karena menolak invasi. Setelah kembali dari pengasingan di Konstantinopel, ia menerima kedaulatan dari Turki Usmani. Para sultan Ottoman memperlakukan para khan --sebutan untuk pemimpin tertinggi dalam khanate -- lebih pada sebagai sekutu daripada sebagai warga.
Dan selama itu, Khanate Crimea memiliki kebijakan tersendiri (terlepas dari Turki Usmani) di stepa-stepa wilayah Tartary Kecil. Para khan tidak membayar upeti kepada Kekaisaran Turki Usmani, melainkan justru mendapatkan bayaran dari Utsman sebagai imbalan karena menyediakan pasukan berkuda (kavaleri) dalam berbagai operasi-operasi militernya.
Crimea mulai kehilangan kekuatan dalam hubungan dengan Kekaisaran Turki Usmani. Hal itu terjadi akibat dari sebuah krisis yang terjadi pada 1523, saat Crimea berada di bawah kekuasaan Mehmed I Giray, penerus Menli I Giray, yang meninggal pada tahun itu. Maka, sejak 1524 dan seterusnya, para khan Crimea ditunjuk oleh Sultan dari Kekaisaran Ottoman.
Ditinjau dari tingkat kepentingan dan daya tahannya, aliansi yang terbangun antara Tatar Crimea dan Kekaisaran Ottoman disebut-sebut sebanding dengan hubungan Polandia-Lithuania. Betapa tida. Kavaleri Crimea sangat dibutuhkan oleh Kekaisaran Turki Usmani dalam operasi militer yang dilakukan di Eropa (Polandia, Hungaria) dan Asia (Persia).
Pada tahun 1502, Menli I Giray mengalahkan khan terakhir dari Great Horde, yang sekaligus mengakhiri klaim khanate tersebut atas wilayah Crimea. Khanate Crimea lalu menjadi satu di antara beberapa kekuasaan terkuat di Eropa Timur hingga abad ke-18 M. Penguasa Khanate Crimea adalah pemeluk Islam. Sehingga, dinasti memainkan peran yang tak ternilai harganya dalam menyebarluaskan Islam.
Selain itu orang-orang Crimea terlibat dalam penyerangan kerajaan Danubia, Polandia-Lithuania, dan Muscovy. Untuk setiap tawanan, khanate menerima bagian tetap sebesar 10 atau 20 persen. Pada masa yang lama, hingga awal abad 18, kerajaan ini mengatur perdagangan masal budak dengan Kerajaan Utsman dan Timur Tengah. Caffa adalah salah satu tempat yang paling dikenal sebagai bandar serta tempat perdagangan budak.
Paruh pertama abad ke-17 M, Kalmyks membentuk Khanate Kalmyk di Volga Bawah dan di bawah Khan Ayuka melancarkan banyak ekspedisi militer terhadap Khanate Crimea dan Nogays. Dengan menjadi bagian dari Rusia dan mengambil sumpah untuk melindungi perbatasan tenggara, Khanate Kalmyk berperan aktif dalam seluruh bagian perang Rusia pada abad 17 dan 18 M. Khanate ini menyediakan hingga 40.000 peenunggang kuda dengan persenjataan lengkap untuk itu.
Pasukan Rusia dan Ukrania bersatu menyerang Khanate Crimea yang berlangsung selama peeprangan Russo-Turki, 1735-1739. Rusia, di bawah komando Marsekal Lapangan Münnich, berhasil menembus Semenanjung Crimea dan membakar serta menghancurkan semua yang mereka temukan dalam perjalanan ekspedisi mereka.
Sejumlah perang lainnya terjadi selama pemerintahan Catherine II. Perang Rusia-Turki, 1768-1774 mengakibatkan Perjanjian Kuchuk-Kainarji, yang membuat Khanate Krimea independen dari Kekaisaran Ottoman dan selaras dengan Kekaisaran Rusia. Khanate ini pada akhirnya dianeksasi oleh Rusia pada 1783. Khanate ini berhasil menjalankan kekuasaannya selama 342 tahun, sembilan tahun setelah keluar dari protektorat Kekaisaran Turki Utsmani.