Senin 23 Sep 2013 07:57 WIB

Awalnya Mengajak Muslim untuk Murtad, Misionaris Ini Justru Terpikat Islam

Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

 

"Selama bertahun-tahun, saya berusaha membujuk muslimin di negara saya untuk murtad. Namun saya justru mendapat mimpi yang membujuk saya untuk memeluk Islam,” ujar Musa Bangura, seorang misionaris asal Sierra Leone Afrika, mengawali kisahnya.

Bukan menjalankan tugas sebagai misionaris, Bangura justru tertarik dengan Islam. Bukan menyudutkan agama Islam agar muslimin tertarik untuk murtad, Bangura justru mendapati hatinya tertarik pada risalah Rasulullah.

Kisah Bangura bermula sekitar dua puluh tahun yang lalu saat mendapati mimpi yang mengajaknya pada Islam. Mimpi itu pun bukan sekali, melainan tiga kali di malam yang berurutan. Ia pun kemudian merasa terpanggil dengan mimpi "aneh" itu. Bangura mulai mempelajari Islam.

Sebagai misionaris, tentu Bangura tahu betul apa itu Islam dan siapa itu muslim. Namun pengetahuan yang ia tahu itu hanyalah dari sudut pandang agamanya. Dengan panggilan mimpi itu, ia pun kemudin mempelajari Islam dengan benar dan secara kaffah. Hasilnya, banyak pengetahuan dan logika baru yang ia peroleh.

Ketauhidan Allah menggerakkan hatinya. Ia kemudian bertanya-tanya akan paham anak tuhan yang selama ini ia yakini. Keyakinan pada agama sebelumnya pun mulai luntur. Ia kemudian mendatangi pendeta untuk berdiskusi. Pergulatan hati akan dua paham berbeda membuat benaknya dipenuhi pertanyaan.

"Saya mengungkapkan kontradiksi dalam agama saya kepada pendeta, dan kami pun berdiskusi," ujarnya kepada kantor berita Anadolu, dikutip onislam.

Kontradiksinya mulai terlihat terang. Bukan menemukan kembali keyakinan pada agamanya, namun menemukan agama baru seperti dalam mimpinya; Islam. Setelah banyak melakukan diskusi, ia pun kemudian mendapat keyakinan bahwa Islam lah agama yang haq. "Saya membuktikan (saat diskusi dengan pendeta) bahwa Islam adalah agama yang benar," tuturnya.

Bangura pun kemudian melantunkan syahadat, saat itu tahun 1993. Saat ini ia menjadi ulama yang melakukan safari dakwah di kawasan Afrika, terutama di negaranya, Sieraa Leone. Ia banyak menjadi perantara jalan hidayah masyarakat disana.

Begitu semangatnya Bangura dalam dakwah Islam, ia pun kemudian mendirikan sebuah organisasi bernama Why Islam In Action (WIIA) pada tahun 1995. Organisasi non-pemerintah ini sebetulnya bergerak di bidang kemanusiaan. Bangura mengajak para musimin untuk peduli pada kemiskinan di kampungnya, Sierra Leone. Namun Bangura yang telah menjadi da'i kemudian mendapat banyak apresiasi positif dari masyarakat setempat. WIA pun menjadi sumber informasi terpercaya mengenai Islam.

Organisasi besutan Bangura ini pun makin berkembang. Sebuah organisasi di Turki bersedia menjadi sponsor dan memberikan dana yang dibutuhkan WIA. Kesuksesan pun diraih WIA ketika membantu lebih dari 8 ribu masyarakat dalam memeluk agama Islam.

Saat ini Sierra Loenne pun dihuni mayoritas muslimin. Dari total 6 juta warga Sierra Lonne, 4 juta merupakan muslimin. "Saya menjadi seorang yang membantu mereka melihat kebenaran dan merasakan hidayah Islam," tuturnya.

 

Ditinggal Keluarga

Saat memeluk Islam, para mualaf selalu dihadapi rintangan dan tantangan sebagai ujian keimanan mereka. Bagi Bangura, di tinggal keluarga merupakan ujian yang sangat berat. Setelah bersyahadat, ia di tinggal seluruh anggota keluarga termasuk istrinya. Ia berhasil mendakwahkan banyak orang, namun tidak keluarganya. Ia bahkan berusaha mendakwahkan Islam pada teman-teman misionaris lain. Namun hidayah hanya Allah yang mampu memberi.

Tak berlarut dalam kesedihan, Bangura bangkit dan berusaha mengabdikan diri pada agama. Dari keterpurukan hati itulah Bangura membentuk WIA yang disana ia mendapat keluarga baru yang jumlahnya jauh lebih besar. Ia membantu dalam kemanusaiaan, sekaligus berdakwah, sekaligus membentuk keluarga besar yang baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement