REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan menyebar hewan kurban ke 12 negara tahun ini. Senior Vice Presiden ACT Imam Akbari menegaskan meski menyebar kurban ke mancanegara, kurban di dalam negeri tetap menjadi prioritas. "Ini pilihan untuk masyarakat," Imam menuturkan kepada ROL, Kamis (19/9).
ACT memilih 12 negara sebagai tujuan kurban dengan berbagai pertimbangan. Untuk Asia Tenggara, ACT akan menyalurkan ke Myanmar, Laos, Kamboja, Filipina, Timor Leste, Thailand Selatan dan Malaysia. "Malaysia untuk TKI kita, sementara yang lain untuk Muslim minoritas," terang Imam.
Sementara di Timur Tengah juga akan disalurkan ke Suriah, Palestina, Mesir dan pengungsi Suriah di Yordania. "Di Afrika kita fokus ke Somalia dan Kenya."
Imam menjelaskan penyaluran ke mancanegara karena kepedulian tak mengenal batas. Terlebih tak jarang penyaluran di Indonesia tak sesuai dengan kebutuhan. Kurban sebagai ibadah ritual dan sosial jadi tak mengenai target secara optimal karena masalah distribusi."Kadang di lingkungan kita distribusi asal pukul rata," terang Imam.
Selain itu, misi kurban di mancanegara untuk diplomasi kemanusiaan. Meski bukan diplomasi politik, program ini bisa menjalin hubungan erat disamping nilai edukasi. Imam mencontohkan di Somalia, banyak warga di sana yang belum memperlakukan hewan kurban sesuai kaidah. "Saat kita masuk kita juga lakukan edukasi."
ACT menawarkan bagi umat Islam Indonesia yang akan berkurban melalui ACT bisa membayar Rp 1,5 juta untuk dalam negeri dan 200 US Dolar untuk kurban di mancanegara. "Target kita 17 ribu kurban tahun ini," ujar Imam.