REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Ibu Kota Bosnia, Sarajevo mendapat kesempatan pertama dalam penyelenggaraan "Sekolah Musim Panas untuk Studi Islam". Acara ini merupakan wadah pertemuan mahasiswa Muslim dari segala penjuru Eropa.
Ada tiga isu besar yang akan menjadi bahan diskusi selama acara tersebut. Yaitu, tradisi Islam, keuangan dan ko-eksistensi di Eropa.
"Kami telah sepakat membahas tiga itu itu," ungkap Ahmed Alibasic, Direktur Pusat Studi Islam (CSA) kepada Anadolu Agency, Ahad (8/9).
Menurut Ahmed, pertemuan ini merupakan momentum bagi intelektual muda Muslim guna memberikan sumbangsihnya. Sebab, ada dua tantangan besar yang dihadapi Muslim Eropa saat ini. Pertama, masalah integrasi yang masih kurang mulus. Kedua, bagaimana Muslim bisa menjaga tradisi Islam dimana pun dia berada.
Tariq Ramadhan, Cendekiawan Muslim menilai posisi umat Islam saat ini tidak hanya mempromosikan kepercayaannya tetapi juga menunjukan kekayaan Eropa akan keberagaman. Inilah yang harus dilakukan setiap Muslim.
Universitas Internasional Sarajevo (IIS) dan Institut Islam Internasional (IIIT) mendapat kesempatan menjadi tuan rumah acara yang berlangsung sejak 28 Agustus hingga 17 September mendatang.