REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama RI melepas keberangkatan 331 anggota Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dari Asrama Haji, Jakarta, Kamis (5/9). Mereka adalah petugas non-kloter yang terdiri dari 202 petugas dari Kemenag dan 129 petugas dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang berangkat Jumat menuju Madinah dan Jeddah.
Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaran Haji dan Umroh, Cepi Supriatna mengingatkan petugas untuk meluruskan niat. "Harus diingat, kita adalah petugas yang sekaligus beribadah haji," katanya menekankan pentingnya pelayanan kepada jamaah calon haji (calhaj).
Para petugas juga diharapkan lebih sigap, terutama karena ada beberapa kebijakan baru. Di antara kebijakan baru itu, saat pemulangan jamaah dari Mekkah tidak lagi diinapkan di hotel transito di Jeddah, tetapi langsung menuju bandara Jeddah.
"Haji itu seperti sistem ban berjalan. Jadi, jika ada tahap yang kacau, maka akan mempengaruhi tahap berikutnya," pesan Cepi.
Kebijakan baru lainnya adalah sistem pemberian makanan yang tidak lagi menggunakan sistem buffet. Kali ini, jamaah calon haji akan mendapat nasi kotak karena sistem ini dinilai lebih efektif dari pada sistem buffet yang kadang diwarnai antrian panjang.
Salah satu wabah yang saat ini perlu diwaspadai adalah MERS CoV atau Coronavirus. Dalam pesan tertulisnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Anggito Abimayu menyatakan, sampai saat ini tidak ada kewajiban untuk vaksin lain seperti influenza.
"Tidak ada kewajiban vaksin kecuali (vaksin) meningitis," katanya yang saat ini masih berada di Arab Saudi.
Menurut Anggito, kondisi Masjidil Haram saat ini masih sepi. Sedangkan proses pembangunan masih ada di sana-sini. Namun, untuk jalur tawaf khusus calhaj lanjut usia dan pengguna alat bantu seperti kursi roda sudah terpasang lengkap.
Jalur ini dipasang dengan sistem knock down dan terletak di atas jalur tawaf lantai bawah. Jadi hanya ada dua jalur tawaf.
"Ada perlu kehati-hatian dalam pelaksanaan tawaf karena ada kterbatasan akibat renovasi Masjidil Haram. Petugas kloter sudah diminta mencermati sehingga monitor akan dilaksanakan dengan baik," kata Cepi.
"Terutama ada KBIH yang mempromosikan bisa umroh 13 kali, nah kita lihat harus kondisi saat ini," tambah dia.
Selain petugas yang diberangkatkan dari Indonesia, Kemenag juga mengerahkan bantuan tenaga musiman (temus) sebanyak 591. Mereka antara lain para mahasiswa di Saudi dan negara sekitarnya dan bertugas di bidang ibadah dan kesehatan.
Untuk calhaj, Cepi kembali memgingatkan agar mereka mempersiapkan fisik sejak dari Tanah Air. "Biasanya kan sepekan sebelum berangkat mereka malah sibuk menerima tamu," katanya sambil menambahkan, agar setibanya di Tanah Suci calhaj mengurangi kegiatan fisik siang hari.
Pemberangkatan pertama jamaah calhaj pada 10 September. Empat embarkasi awal akan mendarat di Madinah dan sisanya akan mendarat di Jeddah.