REPUBLIKA.CO.ID,Perang Salib Keempat yang mulai berlangsung hari ini di 1202 sampai 1204 pada awalnya dimaksudkan untuk menaklukkan Yerusalem yang telah dikuasai Muslim melalui suatu invasi melalui Mesir. Sebaliknya, Tentara Salib dari Eropa Barat malah menyerang dan menaklukkan kekaisaran Kristen (Ortodoks Timur). Kota Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Bizantium pun direbut dan dijarah habis-habisan. Ini dipandang sebagai salah satu dari tindakan yang mengakibatkan perpisahaan besar antara Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Katolik Roma.
Awalnya pada 1200 M, Paus Innosentius meminta para penguasa Eropa untuk melancarkan Perang Salib Keempat, sebagai upaya untuk merebut Yerusalem. Anehnya, strategi yang digunakan bukannya menyerang Yerusalem tetapi malah berlayar ke selatan menuju Mesir. Akibatnya biaya membengkak dan mereka terpaksa melakukan banyak penjarahan di berbagai kota yang dilaluinya.
Nah saat melewati Konstantinopel, Alexios Komnenos, yang baru saja digulingkan dari posisinya sebagai kaisar Bizantium, meminta pasukan salib untuk membantunya berkuasa lagi. Ia berjanji bahwa ia akan membayar mereka jika ia berhasil bertahta kembali. Pada 1203 M, dengan dibantu oleh Venesia, pasukan salib menyerbu Konstantinopel, ibukota Bizantium, dan mengangkat Alexios sebagai kaisar lagi. Namun Alexios tidak memiliki uang untuk membayar pasukan salib. Untuk memperoleh uang, ia pun menarik pajak tambahan dari rakyat sehingga ia menjadi dibenci oleh rakyat. Saking dibencinya, Alexios dan ayahnya akhirnya dibunuh, dan seorang kaisar baru, Alexios V, naik tahta.
Hari ini pada 1204 M pasukan salib dan Venesia kembali menyerang, dan kali ini menjarah Kostantinopel. Seluruh wilayah Bizantium diambil alih oleh Venesia. Pasukan salib tak pernah tiba di Yerusalem, dan tak pernah berperang melawan Ayyubiyah. Mereka menjarah uang dan harta benda di Konstantinopel, kemudian pulang. Paus pun akhirnya mengizinkan mereka kembali ke Gereja.