REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa
Allah memerintahkan si raja hutan tersebut untuk tunduk dan patuh.
Dua singa buas berputarputar di dalam lubang. Sesekali, para raja hutan itu mendongak ke atas, menunggu mangsa masuk ke kandang. Mata mereka awas, taring mereka tajam. Tiba-tiba, kandang dibuka, seorang pria hendak dilemparkan ke dalam lubang. Maka, singa-singa itu pun langsung beringas, siap menerkam. Apa pun yang masuk ke markas mereka akan tamat, bahkan sebelum mencapai dasar lubang. Mereka pasti akan langsung mencabiknya.
Bukan sembarang orang, pria yang hendak dilempar ke lubang singa itu merupakan seorang nabiyullah. Daniyal, sang utusan Allah bagi Bani Israil itu telah siap menerima hukuman. Tapi, sebenarnya hukuman itu hanya mengada-ada karena sang nabi tak melakukan pelanggaran ataupun kesalahan. Ia pun tak gentar, lisannya terus memohon pertolongan Allah.
Perkara Daniyal bermula ketika Raja Babylonia (Babel, sekarang Irak), Nebukadnezar, membutuhkan seorang penafsir mimpi. Sang raja bermimpi melihat sebuah patung raksasa yang setiap bagian tubuhnya terbuat dari logam yang berbeda.
Kepalanya terbuat dari emas, dada dan lengannya dari perak, perutnya terbuat dari tembaga, pahanya dari besi dan kakinya terbuat dari besi dan tanah liat. Tapi, kemudian sebuah batu menghancurkan patung tersebut hingga semuanya hancur luluh dan menjadi sebuah gunung. Tak ada yang mampu menafsirkan mimpi tersebut hingga kemudian raja dipertemukan dengan sang nabi.
Nabi Daniyal pun kemudian menafsirkan mimpi tersebut. Patung tersebut menunjukkan kekuasaan yang silih berganti. Emas mewakili Babylonia yang kemudian akan hancur diganti Kerajaan Persia yang diwakili perak. Kemudian, beralih ke Yunani dengan tembaga, lalu Romawi dengan besi. Tapi, semua kekuasaan itu akan hancur dan luluh lantak. Mendapat jawaban tafsir mimpi yang memuaskan, raja pun mengangkat Nabi Daniyal menjadi penasihatnya.
Namun, bukan hal baik yang didapat. Jabatan tersebut justru mela hir kan petaka. Para pejabat kerajaan merasa iri hati dan terus memfitnah. Hingga, mereka pun memengaruhi raja agar membenci Daniyaal. Terdapat fitnah yang mengatakan, Daniyal telah mencela raja. Fitnah lain menguak ibadah Daniyal ke Yerusalem yang rutin melanggar ketentuan raja. Fitnah lain mengatakan, kerajaan Babel akan hancur kecuali sang penafsir mimpi harus dibunuh. Berhasil dengan beragam fitnah yang diberikan, sang raja pun kemudian membenci Daniyal.
Raja kemudian memerintahkan pengawal membuat lubang dan me masukkan dua ekor singa ke dalamnya. Setelah itu, Daniyal pun segera diseret dan dimasukkan ke dalam kandang singa. Dua ekor singa pun telah siap menerkam. Tapi, Nabi Daniyal tetap sabar dan memohon pertolongan Allah. Ajaib, singasinga yang lapar itu membungkam mulut mereka. Tak sedikitpun taring tajam diperlihatkan dihadapan sang nabi. Saat Daniyal dimasukkan ke dalam kandang mereka, singa-singa itu justru menjilati sang nabi. Singa yang garang berubah menjadi hewan yang patuh. Sungguh tak masuk diakal kecuali memang karena kekuasaan- Nya. Allah memerintahkan singasinga tersebut agar patuh.
Beberapa hari dikurung di kan dang singa, Daniyal tetap selamat. Ia hidup bersama para singa. Hingga, kemudian rasa lapar dirasa kan sang nabi. Allah pun kembali memberi pertolongan. Allah me wahyukan kepada seorang nabi lain yang berada di Syam (kini Su riah, Yordania, dan Palestina), yakni nabi Yeremia (Jeremia) untuk menyiapkan makanan bagi Daniyal.
Namun, Yeremia kebingungan, “Ya Tuhan, saya sekarang ini berada di Yerussalem, sementara Daniyal ada di Babel,” ujarnya. Allah pun mewahyukan, “Lakukanlah apa yang Saya perintahkan dan Saya akan mengirimkan sesuatu yang akan membawamu ke sana,” firman Allah kepada nabinya.
Maka, Yeremia pun segera menyiap kan makanan. Nyata, Allah mengirimkan sesuatu yang kemudian mengantarkan Yeremia menuju Babel. Saat ia telah tiba di ambang lubang, Da niyal pun terkejut. “Siapakah itu?” kata Daniyaal. “Saya Yeremia, Tuhan mengutusku kepadamu” jawabnya.
Kemudian, terjadilah interaksi antara dua nabi tersebut. Daniyal pun sangat gembira dan bersyukur atas pertolongan Allah yang senantiasa diterimanya. “Segala puji bagi Allah yang tak pernah lupa kepada para hamba-Nya, Ia menghalau bahaya setelah kesulitan, menghargai kesabaran dengan keselamatan, melapangkan saat kewalahan, dan memberikan harapan atas ditengah keputusasaan,” kata Daniyal bersyukur tanpa henti.
Versi lain dalam kitab Yahudi dan Nasrani dikisahkan, fitnah yang menimpa nabi Daniyal terjadi di masa kekuasaan Parsi. Sang raja yang dekat dengan Daniyal bernama Dairus. Karena mendapat tekanan dari pejabatnya, Dairus terpaksa memasukkan Daniyal, penasihat kesayangannya, ke dalam lubang singa. Tapi, Darius justru terus gelisah dan terus menengok kondisi sang nabi.
Kisah Nabi Daniyaal memang terdapat dalam kitab suci Yahudi dan Nasrani. Kisahnya ditulis dalam bahasa Ibrani dan Aramia dalam kitab Tanakh milik umat Yahudi, serta dalam perjanjian lama milik Nash rani. Adapun bagi Musli min, kisah Daniyal tak disebutkan di dalam Al quran. Hanya saja, terdapat hadis dari para sahabat Rasulullah yang membenarkan sebagian kisah tersebut.
Saat ini, banyak negara mengaku memiliki makam Nabi Daniyal. Sedikitnya ada enam lokasi yang mengaku memiliki makamnya. Tapi, hanya Allah yang tahu ke benarannya. Mengenai ki sah para sahabat nabi yang menemukan kabar Nabi Daniyal tersebut dikabar kan oleh Ibnu Katsir. Rujuklah kitab Story of the Prophet karya Ibnu Kat sir untuk mengetahui detailnya. Wallahua’lam bish shawab.