Sabtu 22 Jun 2013 21:29 WIB

Dilarang Berdoa di Rumah Nabi SAW

Rep: Stevy Maradona/ Red: Heri Ruslan
Perluasan pembangunan di sekitar Kabah terus berlangsung, Jumat (21/6). Karena proyek perluasan ini Kerajaan Saudi memangkas kuota jamaah haji seluruh dunia. Perluasan Masjidil Haram kabarnya baru tuntas pada 2016
Foto: Stevy Maradona/Republika
Perluasan pembangunan di sekitar Kabah terus berlangsung, Jumat (21/6). Karena proyek perluasan ini Kerajaan Saudi memangkas kuota jamaah haji seluruh dunia. Perluasan Masjidil Haram kabarnya baru tuntas pada 2016

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH-- Di satu sudut Masjidil Haram berdirilah satu bangunan kecil berbentuk kubus.

Bangunan ini sekarang menjadi sebuah perpustakaan yang nyaman bagi warga. Tidak ada yang istimewa dengan gedung dua lantai ini sampai kita membaca pengumuman di samping pintu masuknya.

Tulisan itu bernada memperingatkan. Begini kira-kira peringatannya. "Saudaraku yang seiman, tidak ada bukti nyata bahwa bangunan ini adalah rumah tempat Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Karena itu janganlah saudara beribadah dan meminta doa di sini."

Inilah Maulid Nabi, atau situs yang dipercaya sebagai rumah asli orang tua Nabi SAW. Tidak terlihat lagi bangunan tuanya, karena seluruh gedung kabarnya sudah dipermak habis-habisan. Lokasinya ada di pintu gerbang Masjidil Haram.

Berdampingan dengan terminal bus antarkota. Harian the Independent asal Inggris pada akhir tahun lalu sempat memperingatkan bahwa perluasan Masjidil Haram bisa menghancurkan rumah orang tua Nabi tersebut.

Tepat di bawah papan peringatan tiga bahasa itu duduk beberapa orang yang menjajakan buku. Begitu mendengar wartawan dari Indonesia, si penjaja beraksi memanggil. "Indonesia? Ini ada buku, tiga buku gratis," katanya. Ia membagi-bagikan buku itu ke semua wartawan Indonesia yang berkerumun.

Salah satu bukunya berjudul Suatu Hari di Rumah Rasulullah SAW, yang ternyata menceritakan hadis keseharian Nabi SAW di rumahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement