REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Nashih Nashrullah
Segudang hikmah di balik rentetan sunah penyembelihan hewan
Menyembelih hewan untuk dikonsumsi ternyata tak sekadar memotong lalu tuntaslah pekerjaan. Di luar bahasan soal tata cara menyembelih hewan yang banyak diuraikan dalam bahasan fikih, maka ada banyak keutamaan yang ditegaskan oleh sunah Rasulullah SAW dalam etika menyembelih.
Secara garis besar, kata Syekh Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, dalam Ensiklopedi Adab Islam Menurut Alquran dan Sunah, rangkaian sunah menyembelih hewan itu terangkum di hadis riwayat Muslim dari Syadad bin Aus.
“Sesungguhnya, Allah SWT telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik, jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik.”
Maka, hendaknya memastikan terlebih dahulu sejauh mana tingkat ketajaman alat yang akan digunakan. Ini penting karena ketajaman alat tersebut menjadi salah satu penentu dalam proses pengaliran darah. Dan karenanya, sebelum memulakan pemotongan, maka asahlah terlebih dahulu alat tersebut. “Dan hendaklah kalian menajamkan pisau,” sabda Rasul.
Hindari mengasah pisau sementara hewan tersebut melihat aktivitas penajaman itu. Ini akan membuat hewan trauma dan merasa takut. Termasuk, mempertontonkan alat pemotong tersebut di hadapan hewan. “Alangkah lebih baiknya jika engkau menajamkan pisau terlebih dahulu lalu engkau membaringkannya.”
Jangan lupa membaca basmalah dan takbir. Rasulullah tidak pernah melewatkan hal itu. Tidak disertakannya basmalah bisa berakibat fatal, yakni ketidakhalalan hewan yang disembelih. (QS. al-An'am: 121). Bagi penyembelih, maka menghadaplah ke arah kiblat. Sedangkan, posisi hewan sembelihan cukup objek pemotongannya saja, tidak perlu wajah atau bagian tubuh hewannya. Konon, Abdullah bin Umar enggan memakan sembelihan yang dipotong dengan tidak menghadap kiblat. Riwayat yang sama datang pula dari Ibnu Sirin dan Jabir bin Zaid.
Tepat dan cepat. Jangan memperlambat proses pemotongan. Ini guna menghindari penganiayaan yang berlebihan terhadap hewan. Untuk hewan-hewan berukuran besar seperti sapi, unta, kerbau atau kambing, giringlah ke tempat pemotongan hewan dengan perlahan dan lemah lembut. Jangan bersikap kasar seperti memukul atau menendang. Ini banyak disarankan oleh ulama bermazhab Syafi'i. Mereka juga menambahkan agar memberikan hewan tersebut minuman terlebih dahulu.
Jauhi sikap berlebih-lebihan saat memotong hewan, misalnya hingga kepalanya putus. Hindari melakukan aktivitas apa pun seperti memotong kepala atau menguliti kulit hewan sebelum kondisi hewan benar-benar tak bernyawa atau tak lagi bergerak.
Ada sunah lain yang berkaitan dengan penyeleksian hewan yang hendak disembelih, seperti tidak memilih hewan yang tengah menyusui dan kondisi kantong susunya membesar. “Janganlah engkau menyembelih hewan yang penuh kantong susunya.” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah).