Jumat 14 Jun 2013 15:52 WIB

Calon Haji Khawatir Terkena Pemangkas Kuota

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dewi Mardiani
Jamaah calon haji (calhaj) Indonesia (ilustrasi).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Jamaah calon haji (calhaj) Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Calon haji di wilayah eks Karesidenan Banyumas, saat ini merasa harap-harap cemas. Menyusul kebijakan pemerintah Arab Saudi yang akan melakukan pemangkasan terhadap kuota haji dari negara-negara seluruh dunia, para calon haji tersebut khawatir mereka akan ikut terpangkas sehingga tidak jadi berangkat ke Tanah Suci pada musim haji tahun ini.

''Saya khawatir tidak jadi berangkat. Padahal tetangga dan saudara saya, tahunya saya jadi berangkat tahun ini. Kan malu kalau tidak jadi berangkat,'' kata Ny Narni (64 tahun), warga Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, Jumat (14/6).

Hal serupa juga dikemukakan Kamidah (67), warga Desa Sidamulih Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas. ''Pekan lalu, saya sudah melunasi biaya ongkos naik haji. Kalau ternyata batal, terus bagaimana dengan ONH yang sudah saya lunasi?'' ujarnya. Banyak hal yang dia pertanyakan terkait keberangkatannya ke Tanah Suci.

Pada tahun 2013 ini, Kabupaten Banyumas mendapat kuota calon jamaah haji sebanyak 1.176 orang. Jumlah ini, merupakan bagian dari kuota jamaah haji dari wilayah Provinsi Jateng yang mencapai sekitar 29 ribu orang.

Kekhahawatiran tidak jadi berangkat ke Tanah Suci juga banyak diungkapkan calon haji dari kabupaten lain. Di Kabupaten Purbalingga, sejak beberapa hari terakhir banyak calon jamaah yang mempertanyakan masalah ini ke Kantor Departemen Agama setempat. ''Ya, memang kita banyak mendapat pertanyaan dari calon jamaah,'' jelas Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purbalingga, Rasimun.

Menanggapi pertanyaan itu, dia menyatakan, persoalan pemangkasan kuota haji ini masih belum ada kepastian. ''Prinsipnya kita mengikuti kebijakan Kementerian Agama. Demikian juga kalau memang haji di masing-masing kabupaten harus dipangkas, maka kita terpaksa harus mengikuti,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement