REPUBLIKA.CO.ID, HO CHI MINH -- Sudah berasal dari kalangan minoritas, etnis Cham memeluk agama minoritas pula. Tak heran, mereka kerap mendapatkan ejekan dan gangguan.
"Kami banyak diejek. Mereka menghina kami karena tidak mengkonsumsi babi," kata Wakil Manajer sebuah Madrasah di Cham, Haji Mou-sa seperti dikutip AFP, Selasa (11/6).
Tidak mudah memang bagi etnis Cham untuk beradaptasi antara kehidupan Vietnam dengan statusnya sebagai Muslim. Soal gaya berpakaian misalnya, mereka mungkin mengenakan jilbab.
Namun, hijab tersebut terpaksa mereka tanggalkan ketika bekerja. Ini dilakukan guna menghindari diskriminasi ketika bekerja.
"Bagi kami, masyarakat Vietnam, Muslim merupakan agama yang aneh. Namun, bagi mereka yang mengenal maka mereka akan menerima dan memahami Islam," ungkap Ngo Van Dong, seorang mualaf dari etnis Kinh.
Berbicara perayaan hari besar, Muslim Cham beruntung karena masih dapat memperingati hari besar Islam. Meski pun dilakukan dalam perayaan sederhana.
"Alhamdulillah, kami masih bisa bersenang-senang," kata dia.