REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Direktur Dewan Penasihat Imam Masjid Nasional, Mustafa Field menilai sangat sedikit bukti untuk menunjukan masjid terlibat radikalisasi. Justru masjid berperan dalam radikalisasi.
"Pemerintah perlu mencegah penyebaran ideologi melalui internet atau kampus-kampus," kata Mustafa seperti dikutip The Guardian, Selasa (28/5).
Menurutnya, saat ini banyak kelompok radikal mempublikasikan video mereka di internet. "Kita telah melakukan upaya untuk meredam hal itu dengan berkeliling ke kampus. Namun, kami tidak bisa menjangkau semua. Kita perlu usaha yang lebih kuat," kata dia.
Secara terpisah, Dewan Muslim Inggris (MCB) meminta pemerintah untuk merespon masukan umat Islam. "Kami membutuhkan pemimpin yang mendorong keterlibatan masyarakat untuk urusan seperti saat ini. Sebab, tantangan apatis tengah mempengaruhi kita," ujar MCB.
MCB juga meminta pemerintah untuk menekan perkembangan ekstrimis sayap kanan. "Dalam 48 jam terakhir, kebencian terhadap Islam terus meningkat. Karena itu, kelompok ini harus jadi perhatian satgas bentukan pemerintah," kata MCB.
Kemarin, PM Inggris David Cameron membentuk satgas anti radikalisasi. Ide ini muncul setelah mendapat laporan dari Departemen Dalam Negeri Inggris terkait perkembangan aktivitas ektrimisme. Satgas ini nantinya memantau ulama dan imam.