Jumat 24 May 2013 09:23 WIB

Pengajaran Alquran Diimbau Jangan Instan

Rep: Afriza Hanifa/ Red: M Irwan Ariefyanto
Sejumlah anak membaca Alquran.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Puji kurniasari
Sejumlah anak membaca Alquran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG -- Pengajaran Alquran, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa, jangan dipercepat. Pasalnya, pengajaran Quran yang instan tak akan mampu memberikan pendidikan yang berkarakter. "Sekarang ini serba diinstankan, percepatan pengajaran. Akibatnya ada sesuatu yang nilainya berubah," ujar wakil menteri agama, Nasaruddin Umar saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Alquran yang diselenggarakan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA) Balitbang Diklat Kemenag, Kamis (23/5).

Nasaruddin menjelaskan, pengajaran Alquran memerlukan proses tazqiyyah sebelum ta'lim. Sehingga proses pengajaran (ta'lim) tak dapat dipercepat seperti pelajaran lain. Namunj saat ini, persiapan pengajaran justru sangat instan dan terlalu cepat.

Wamenag pun menghimbau agar pengajaran Alquran dapat lebih diperhatikan. Pengenalan terhadap makna Alquran, makna wahyu dan bentuknya, semestinya menjadi langkah yang dilakukan untuk pendidikan berkarakter berbasis Alquran. "Jangan mengajarkan Alquran dengan metode yang sama dengan pelajaran yang lain. Quran itu seperti berlian, tiap lekuknya bercahaya. Wahyu itu ada definenya, jadi beda dengan pelajaran lain. Kalau kita ga bisa menspesifikasi Quran, bagaimana kita menspesifikasi Quran pada anak-anak kita?" tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement