REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BARU -- Perintah melaksanakan shalat wajib lima waktu sehari-semalam bagi umat Islam, merupakan salah satu mukjizat terbesar yang diterima pada peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad saw.
Dosen Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Paris Barantai, Kotabaru H Akhmad Kamal, MAg, Jumat (17/5), mengatakan, bagi seorang muslim, shalat bukan lagi sebagai beban, namun sebuah kebutuhan. "Bila belum mengerjakan shalat, hatinya selalu gelisah,"katanya.
Dengan mendirikan shalat tepat di awal waktu, kata Kamal, seorang muslim akan memiliki jiwa disiplin yang tinggi, dan akan melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sunggu, siapapun dia," ujar Kamal pada peringatan Isra' dan Mi'raj yang dilaksanakan GOW Kotabaru.
Shalat yang benar sesuai dengan tuntutan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, juga bisa menjadi benteng seorang muslim dari prilaku keji dan mungkar.
"Karena itu mari kita mengubah diri untuk melaksanakan shalat tepat waktu, agar diri kita bisa terhindar dari melakanakan perbuatan yang keji dan munkar," ajak Kamal. Sebagai abdi masyarakat yang memeluk agama Islam, PNS harus bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
Melalui momen peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad saw, umat Islam harus mampu meningkatkan diri dalam berbagai aspek kehidupan. Seperti, meningkatan ibadah ataupun, meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka orang tersebut termasuk yang beruntung, sebaliknya, jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka itu adalah bencana," paparnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kotabaru, Hj. Rosjanah Alpidri, mengajak umat Islam, terutama ibu-ibu untuk mengambil hikmah dari peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, agar bisa memperbaiki kualitas iman dan taqwa.
"Peringatan Isra' Mi'raj yang diperingati setiap tahun bukan sekadar seremonial, tapi bisa dipetik hikmah dan nilai ibadah yang terkandung dalam setiap peringatan,'' ujarnya.