Senin 06 May 2013 05:50 WIB

MTQ Perkuat Persaudaraan Sejati Antarumat Beragama

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ)
Foto: Republika/Amin Madani
Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ)

REPUBLIKA.CO.ID, TUAL -- Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menegaskan penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXV tingkat Provinsi Maluku di Kota Tual menjadi momentum penting untuk memperkuat perdamaian dan persaudaraan sejati antarumat beragama di daerah ini.

"Semua umat beragama harus memiliki kesadaran bersama untuk membangun dan memperkuat perdamaian serta persaudaraan sejati karena disitulah terletak jati diri orang Maluku yang sebenarnya," kata Gubernur saat membuka MTQ XXV provinsi Maluku, di Tual, Minggu malam.

Menurutnya, persaudaraan sejati umat beragama di Maluku telah ditunjukkan saat pelaksanaan MTQ Tingkat Nasional di Ambon Juni 2012, dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dimana semua komponen ikut menyukseskannya.

"Kesuksesan itu mendapat apresiasi pemerintah pusat dan berbagai daerah, serta menjadi sorotan masyarakat internasional," katanya.

Suksesnya penyelenggaraan MTQ tingkat Nasional di Ambon membuktikan peranan penting masyarakat dalam membangun peradaban umat beragama melalui falsafah hidup orang basudara (bersaudara) yang terbingkat dalam budaya leluhur "Pela - Gandong".

"Mata seluruh dunia menyaksikan bahwa melalui MTQ Nasional di Ambon masyarakat Maluku mampu menyatukan agama dan budaya leluhur, untuk membangun kembali kohesi sosial yang menembus sekat-sekat perbedaan," ujarnya.

Menurut Gubernur, keberhasilan pemerintah bersama seluruh komponen masyarakat mengatasi konflik sosial masa lalu membuktikan bahwa masyarakat di daerah ini telah memberi pelajaran berharga bagi kehidupan umat beragama di dunia.

"Bagi kita semua adat dan agama berjalan beriringan untuk membangun persaudaraan sejati dan toleransi secara terbuka untuk saling menerima perbedaan, sekaligus mengakui eksistensi masing-masing," ujarnya.

Dia berharap penyelenggaraan MTQ tingkat provinsi di Kota Tual juga dapat menjadi cerminan kentalnya pengaruh dan hubungan agama dengan adat istiadat untuk membangun persaudaraan antarumat beragama.

Keterlibatan umat Kristen baik Protestan maupun Katholik di Kota Tual menyukseskan MTQ juga merupakan cerminan harmonisasi dan toleransi umat beragama di daerah ini semakin tinggi, di samping kuatnya pengaruh adat-istiadat.

"Kota Tual selama ini dikenal sebagai bagian dari peradaban agama sejati. Dari sinilah kesepakatan perdamaian pertama kali dicetus barulah menyebar ke daerah lainnya sehingga menjadi momentum penyelesaian konflik," ujar Karel Ralahalu.

MTQ, tandas gubernur, merupakan perwujudan materialisasi keimanan umat Muslim tidak hanya untuk mempraktekkan kemampuan baca tulis Alquran, tetapi juga mengaktualisasikannya dalam kehidupan setiap hari.

Karena itu, gubernur mengajak semua peserta untuk menunjukkan eksistensi masing-masing menuju satu tekad yakni membangun persaudaraan sejati, di samping meningkatkan kualitas seni baca tulis Alquran.

Ia juga meminta Dewan Hakim dapat bertugas profesional sehingga memberikan bobot tersendiri bagi pengembangan MTQ di masa mendatang, di samping melahirkan sumber daya manusia yang Islami, berkualitas serta memahami isi dan kandungan Alquran.

.

MTQ Tingkat provinsi Maluku diikuti 400-an kafilah dari sembilan kabupaten, yakni Kota Ambon, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), Buru, Buru Selatan, Maluku Tenggara, Maluku Barat Daya (MBD) dan tuan rumah Kota Tual.

sumber : Antar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement