Sabtu 13 Apr 2013 23:53 WIB

Mualaf Butuh Rumah Singgah

Rep: Agung Sasongko/ Red: Mansyur Faqih
Pembacaan syahadat oleh calon mualaf (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pembacaan syahadat oleh calon mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola pembinaan mualaf yang dilakukan masjid mau pun lembaga pembinaan sudah dijalur yang benar. Namun, mekanisme pembinaan terpadu dianggap akan jauh lebih baik.

Penggiat pembinaan mualaf, Ihsan Mokoginta mengungkap konsep rumah singgah yang digagas merupakan cermin ideal dari pembinaan yang sudah ada. Lagi pula, konsep ini yang sangat dibutuhkan mualaf. Karena rumah singgah ini memiliki multi fungsi seperti pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan sosial.

"Konsep seperti rumah singgah sudah sangat mendesak untuk dipenuhi," ucap dia, saat berbincang dengan ROL, Sabtu (13/4).

Menurut Ihsan, kebutuhan akan rumah singgah juga dibarengi dengan tantangan terhadap pembinaan mualaf. Tantangan itu berupa kian kencang hujatan terhadap Islam. Hal itu harus diakui berdampak langsung terhadap mualaf. "Inilah yang harus diperhatikan. Dan jadi tanggung jawab kita untuk memberikan benteng kepada mereka," kata dia.

Ihsan menampik soal kurangnya kepedulian kalangan muslim terhadap mualaf. Ia percaya, umat Islam telah memberikam perhatian sesuai kapasitas masing-masing. 

Bagi Ihsan, hal utama yang perlu dilakukan umat Islam tentu diprioritaskan pada bimbingan dan perlindungan. Dua hal ini saja sangat berharga bagi mualaf. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement