Selasa 02 Apr 2013 13:58 WIB

Rahmawati Bakri Hunawa, Toreh Prestasi Bersama Alquran

Rahmawati Hunawa
Foto: Republika/Agung Supri
Rahmawati Hunawa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Susie Evidia Y

Para peserta menatap pergerakan angka demi angka dengan waswas. Angka itu menunjukkan siapa qariah (qari perempuan --Red) terbaik di MTQ Nasional XXIV 2012 di Ambon. Satu nama nilainya terlihat melaju kencang hingga terhenti pada angka maksimal. Pemilik nama itu adalah Rahmawati Bakri Hunawa, qariah perwakilan DKI Jakarta.

Awalnya, perempuan asal Manado itu tak pernah mengira nilainya terus bergerak. Ia sempat bergumam, ''ah ini mimpi''. Apalagi, di ajang bergengsi itu targetnya tak muluk-muluk.

Di MTQ Bengkulu 2010, ia hanya berhasil meraih harapan pertama. “Saya kaget mendapat juara pertama,” kenangnya kepada Republika. Prestasi tersebut tak melalaikan alumnus STAIN Manado ini. Baginya menjuarai perlombaan bukanlah tujuan. “Yang penting ridha- Nya,” ungkap Rahma, begitu Rahmawati disapa.

Prestasi gemilang ini mengantarkan Rahma mengikuti ajang di tingkat lebih tinggi lagi, yakni MTQ Antarbangsa yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Juli 2012. Ajang internasional itu diikuti 74 negara. Rahma mewakili Indonesia bersama Harmoko, qari terbaik MTQ Nasional di Ambon 2012.

“Persiapannya pun tergolong mepet, sekitar dua pekan menjelang hari pelaksanaan,” ujar lulusan S-2 IIQ Jakarta ini. Keberangkatan juga ia tempuh secara mandiri. Tanpa pendampingan instansi terkait. “Saya masih sempat berkonsultasi ke guru di Indonesia lewat telepon,” tutur Rahma yang mengaku tak pernah lepas meminta doa kepada kedua orang tua dan guru sebelum berlaga.

Di MTQ Antarbangsa tersebut saing an terberat adalah qariah tuan rumah, Malaysia. Tapi, bukan berarti delegasi dari Brunei dan Singapura bisa diremehkan. Di ajang itu pun, Putri pasangan Bakri Hunawa dan Sulastri Duka ini tak mematok target tinggi. Yang penting tampil maksimal.

Jelang pembacaan pemenang oleh dewan juri, tak ada beban dalam diri Rahma. Dia teringat hanya duduk santai saat itu. Namun, dia terperanjat ketika namanya disebut sebagai pemenang kedua. Nilainya hanya selisih nol koma sekian dari pemenang pertama yang berasal dari Maroko. Dia sempat tak percaya. “Ini berkah dari Allah SWT,” katanya.

             

                                                                           ***

Prestasi demi prestasi yang diraih Rahma tidak sekejap diperolehnya. Semua itu adalah titian proses yang dirintis sejak dini. Ayahnya, Bakri Hunawa, dulunya qari tingkat kota dan provinsi. Ilmu sang ayah disalurkan kepada si sulung dari dua bersaudara ini. Untuk menunjang bakatnya, Rahma belajar di Taman Pengajian di Manado serta perkumpulan ikatan persaudaraan qari-qariah.

Perlombaan perdana tingkat nasional diikuti saat Rahma duduk di bangku kelas enam SD. Dia ikut di Festival Anak Shaleh III di Surabaya pada 1996. Namun, saat itu belum berhasil. Ajang berikutnya, Rahma pulang membawa piala sebagai pemenang harapan satu tilawah. Pada 2000 Rahma mulai mengikuti MTQ se-Sulawesi Utara (Sulut). Dia meraih juara kedua. Namun, ketika dikirim mewakili Sulut di MTQ Nasional tingkat remaja cabang Fahmil Quran, ia belum beruntung.

Rahma pun berbagi kiat untuk berprestasi di bidang tilawah Alquran. Kuncinya, rajin berlatih. Minimal, sepekan dua atau tiga kali selama satu atau dua jam. Ini perlu agar tidak kaku. Latihan ini dibutuhkan agar suaranya tidak kaku. Selain itu, dia rajin pula mendengarkan rekaman para qari/ qariah, baik dari dalam dan luar negeri. Kalau ada ajang pelombaan, latihan harus ditingkatkan lagi. Tilawah erat dengan suara dan napas. Oleh karena itu, lanjut Rahma yang kini mondok di Baitul Qurra Ciputat, asuhan Hj Maria Ulfa MA, mesti rajin berolahraga, minimal lari pagi atau renang.

Kala terjun berlomba, Rahma menyarankan, jangan terlalu ambi sius karena khawatir menjadi takabur. Percaya diri tetap perlu agar tidak grogi. Jika semua persiapan sudah matang na mun belum berhasil, tidak perlu putus asa. Sebab, juara bukan tujuan. Maka, jadikan kompetisi itu sebagai ajang evaluasi diri sam pai di mana proses pembelajaran yang selama ini ditekuni.

Perempuan berkerudung itu berharap masih bisa mengikuti MTQ Na sional tahun mendatang di Batam, Kepulauan Riau. Kali ini, tak lagi tilawah. Dia berencana terjun di kategori qiraah sab’ah. Selain MTQ, Rahma pun ingin lebih intensif mengamalkan ilmu yang dimilikinya

Sebaik-baik Muslim adalah yang belajar Alquran dan berbagi ilmu ke sesama. Kini dia mengajar dan aktif mengisi majelis taklim. Dia pun menyimpan mimpi untuk mendirikan lembaga Alquran di tempat kelahirannya, Manado. “Semoga saja impi an ini segera terlaksana,” ungkap Rah ma yang ingin melanjutkan S-3 di bidang qiraah.

Biodata

Nama : Rahmawati Bakri Hunawa

Lahir : Manado, 4 November 1985

Ayah : Bakri Hunawa

Ibu : Sulastri Duka

Aktivitas : Staf pengajar di PPA Baitul Qurra dan IIQ Jakarta

Pendidikan:

• S-1 STAIN Manado jurusan pendidikan agama Islam (2007)

• S-2 IIQ Jakarta Konsentrasi Ulumul Quran-Ulumul Hadis (2011)

Prestasi:

• Juara II Tilawah MTQ Internasional Antarbangsa ke-54 di Kuala Lumpur Malaysia (2012)

• Qariah terbaik pertama di MTQ Nasional di Ambon, Maluku (2012)

• Qariah Terbaik MTQ se-Provinsi Sulut di Bitung (2011)

• Qariah Harapan 1 MTQ Nasional di Bengkulu (2010)

• Qariah terbaik II Pekan Tilawatil Quran RRI di Bandung (2010)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement