REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lupa menjadi kendala terbesar bagi para penghafal Alquran. Biasanya, para penghafal tidak sabar dan ingin segera mengkhatamkan bacaannya dan kadang terlalu terburu-buru. Sehingga ayat yang telah mereka hafal tidak sempurna dan menjadi cepat lupa.
Imam besar Masjid Nabawi, Syaikh Sa’ad Al Ghamidi menjelaskan, kunci utama dalam menghafal Alquran adalah terus mengulang hafalan. Ini yang terus dilakukannya walau pun telah selesai menamatkan Alquran 30 juz.
"(Penghafal Alquran) harus senantiasa dengan dua hal, tikrar (mengulang) dan istimrar (berkelanjutan). Ia harus terus mengulang hafalan yang telah dihafalnya dan melanjutkan hafalan barunya," jelas Syaikh saat ditemui ROL, Ahad (30/3) malam di Hotel Borobudur Jakarta.
Al Ghamidi juga menjelaskan, muridnya di Madrasah Damam yang telah menyelesaikan hafalan Alquran tetap terus mengulang hafalannya. Mereka akan berkumpul dalam halaqah (kelompok) Alquran yang beranggotakan sekitar 15 orang. Setelah itu, mereka akan mengulang hafalan mereka secara bersama-sama.
"Para Imam Haramain (Makkah dan Madinah) terus mewanti-wanti (kepada muridnya). Kalian harus mengulang hafalan Alquran kalian sampai 40 kali atau 50 kali. Misalkan Surat Albaqarah itu diulang sampai 50 kali. Setelah itu ia pasti akan dhabit (kuat hafalannya)," papar Syaikh.
"Terkadang memang dirasakan, menjaga hafalan (dengan mengulang hafalan tersebut) jauh lebih susah daripada menghafalnya dulu," tambahnya.