Senin 01 Apr 2013 19:56 WIB

Bahas Fiqih Medis, NU Gelar Pertemuan di Situbondo-Bondowoso

Nahdlatul Ulama
Foto: abunamira.wordpress.com
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengurus Nahdlatul Ulama mengadakan pertemuan antara ulama dengan kalangan petugas kesehatan di Kabupaten Situbondo dan Bondowoso, Jawa Timur, untuk membahas masalah fikih medis.

"Selama ini terdapat kesenjangan pemahaman antara para ulama dengan tenaga medis. Di satu sisi ulama kurang akrab dengan ilmu medis. Sebaliknya, para tenaga medis juga kurang memahami ilmu fikih yang terkait dengan panduan beribadah pasien," kata Rijal Mumazziq Zionis, salah seorang fasilitator pertemuan tersebut, Senin.

Dalam keterangan tertulisnya, dosen STAIFAS Kencong, Jember, ini mengemukakan bahwa kesenjangan itulah yang coba dicarikan titik temu dalam pertemuan bertema "Halaqah Fikih Medis" yang digelar di tempat berbeda tersebut.

Di Situbondo acara yang digelar di pendopo kabupaten dihadiri oleh para kiai dari pengurus majelis wakil cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) dan tenaga medis dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) se-Situbondo.

Kegiatan tersebut juga dihadiri Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftachul Akhyar, KHR Azaim Ibrahimy (pengasuh PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo), KH Abdul Hamid Wahid (Wakil Bendahara Umum PBNU), KH Achmad Shampton Masduqie (LBM PWNU Jawa Timur) dan Saifullah (Sekkab Situbondo).

"Hadirnya unsur ulama dan tenaga medis tersebut diharapkan akan dapat menjadi embrio sinergi antara ulama dan tenaga medis. Nantinya, peserta halaqah diharapkan akan mendapat pemahaman yang komprehensif seputar prosedur ibadah bagi pasien, baik dari kacamata medis maupun fikih Islam," ujar alumni pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Menurut dia, realita saat ini banyak tokoh agama yang hanya mencukupkan pengetahuannya untuk menangani dan merawat orang mati saja. "Boleh dikata, pengetahuan para modin dan tokoh masyarakat tidak sampai kepada bagaimana menghadapi masyarakat yang sedang dirawat di rumah sakit," katanya.

Pada saat yang sama, katanya, para tenaga medis tidak memiliki pemahaman yang memadai bagaimana saat berhadapan dengan pasien, misalnya yang secara medis tidak dapat bersentuhan dengan air. "Padahal setiap pasien muslim pasti butuh panduan beribadah, seperti shalat dan sejenisnya," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement