Rabu 27 Mar 2013 14:04 WIB

Sains Ateis Versus Sains Islam

Sains Islam (ilustrasi)
1

Para ilmuwan Muslim pada masa lalu sangat sering mengaitkan sains dengan agama. Perlu dicatat, perdebatan mengenai kaitan sains dan agama tidak pernah terjadi di dunia Islam, kecuali hanya pada seabad terakhir karena derasnya infiltrasi pemikiran Barat.

 Bagi ilmuwan Muslim, alam semesta adalah ayat-ayat Allah yang suci. Itu sebabnya mereka sering kali mengekspresikan keimanan mereka, bukan hanya dalam kitab-kitab ilmu agama, tapi juga dalam karya-karya sains mereka. Mereka bahkan tidak segan-segan mengutip Alquran di dalam karya-karya sains mereka.

Abu Rayhan al-Biruni, misalnya, ketika menjelaskan mengenai penglihatan di dalam karyanya Al-Jamahir fi Ma’rifat al- Jawahir ( Maktabah Syamilah) yang berisi berbagai teori sains geologi, mengatakan, “Adapun penglihatan kedudukannya mengambil ibrah dari apa yang kita lihat dengan tanda-tanda kebijaksanaan Allah dalam ciptaan-Nya dan sebagai alat untuk meminta petunjuk Allah SWT.

Kemudian beliau mengutip surat Fushshilat ayat 53, ‘Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?’”

Tentunya akan terlalu panjang jika menyebut contoh-contoh serupa pada karya-karya ilmuwan Muslim lainnya. Sains yang integratif dengan ketauhidan inilah yang kini popular disebut “sains Islam”. Integrasi pengajaran sains dengan agama merupakan hal penting dan bukannya malah dihindari. Sebab, alam ini diciptakan Allah untuk mengantar manusia untuk semakin mengenal Tuhannya. Tentunya semua ini harus dilakukan dengan konsep pemikiran yang matang dan bukan sekadar menempelkan ayat sehingga dapat menurunkan martabat agama.

Untuk itu, sudah saatnya menggali lagi sejarah pengembangan sains di dunia Islam masa lampau. Dan, ini adalah kewajiban besar ilmuwan Muslim saat ini.

 

Wallahu a’lam bish shawab.

Penulis: Doktor Pendidikan Islam, UIKA Bogor

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement