REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa
Bagi rakyat Maroko, nama Allal Al-Fasi merupakan pahlawan kemerdekaan mereka. Tak hanya faqih dalam beragama, Al-Fasi pun vokal dalam memerangi kolonial demi kemerdekaan.
Namun bukan hanya berjasa bagi rakyat Maroko, ia pun berkiprah banyak di dunia Islam sebagai cendekiawan muslim.
Nama lengkap beliau Muhammad Allal bin Abdul Wahid bin Abdus Salam bin Majdzub Al-Fasi Al-Fahri. Ia lahir di kota Fes Maroko pada tahun 1908 dan dibesarkan ditengah keluarga yang kental dengan pengajaran Islam.
Sejak kecil, ia telah dididik menjadi muslim yang baik kemudian melanjutkan studi di Universitas Al-Qurawiyin. Di kampus, telah nampak jiwa kepemimpinan dan kesalihan dari diri Al-Fasi. Ia mahir dalam berpidato, penyair ulung, dan bersemangat mendakwahkan Islam. Cukup lama beliau menuntut ilmu di kampus hingga lulus pada tahun 1932.
Tak hanya faqih dalam beragama, Al-Fasi pun memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Ditengah kolonialisme Perancis, ia tampil sebagai pejuang rakyat Maroko. Ia melakukan perlawanan melalui pemikirannya di media. Ia menyerukan masyarakat Maroko untuk bersatu, melarang muslimin Maroko berpecah belah.
Ia pun kemudian terjun ke politik untuk dapat lebih memerangi penjajah dan memberikan kemerdekaan bagi rakyat Maroko oada umumnya dan muslimin pada khususnya.
***
Al-Fasi banyak menentang kebijakan-kebijakan Perancis atas Maroko. Ia terus menyerukan persatuan dan kestauan untuk merebut negara dari tangan penjajah. Ia bahkan pernah ditangkap dan diasingkan oleh penguasa Perancis karena menentang kebijakan mereka. Saat itu ia masih berstatus sebagai mahasiswa. I
a mengerahkan segala waktu, jiwa dan raga untuk menendang keluar penjajah dari tanah Maroko. Ia pergi mengelilingi negeri menyulut semangat kemerdekaan warga Maroko. Pada tahun 1950an, ia bersama pasukan revolusioner bersenjata dan para gerilyawan negara melancarkan kampanye kekerasan kepada pemerintah Perancis. K
endati demikian, ia masih berusaha mendapat kemerdekaan melalui jalur damai diplomatik. Perjuangan Al-Fasi berbuah manis, 1956 Maroko terbebas dari Perancis.
Meski berjiwa nasionalisme dan menginginkan kemerdekaan Maroko, bukan berarti Al-Fasi melupakan syariat dan sistem pemerintahan Islam. Ia memang tak membentuk negara Islam, namun ia mengusulkan agar syariat Islam menjadi sumber segala legislasi modern. Ia mengusulkan hal tersebut pun tak hanya di Maroko namun di seluruh negara mayoritas Muslim.
***
Dalam dunia perpolitikan, Al-Fasi pernah menjabat sebagai Menteri Negara urusan Keislaman Maroko pada tahun 1961 dan terpilih menjadi anggota Parlemen Maroko pada tahun 1963. Ia juga menjadi ketua sebuah partai kemerdekaan pada tahun 1960 hingga 1967. Partai tersebut pun pernah berkiprah bagi rakyat Mesir saat menentang kediktatoran Abdul Nashir, penguasa Mesir saat itu. Ia mengadakan muktamar internasional untuk menyelamatkan rakyat Mesir.
Ia pun amat vokal dalam mengkritik pemerintahan Mesir melalui surat kabar Al-'Ilm. Di ranah internasional, ia juga ikut andil dalam pembentukan Rabithah Al-Alam yang hingga kini masih menanungi urusan fikih umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Tak hanya melalang buana di dunia politik, Al-Fasi merupakan cendekiawan Muslim yang banyak menghasilkan karya, Ia merupakan pakar fikih dari madzhab Maliki.
Hasil ijtihadnya seringkali menjadi rujukan para ulama di negaranya sendiri Maroko, dan negara lain seperti Al-Jazair dan Tunisia. Meski memfokuskan diri di dunia politik, ia pun amat mendalam dalam mengkaji fikih. Namun dari keduanya, Al-Fasi bermaksud memberikan manfaat bagi umat Islam.
***
Al-Fasi juga pernah menjadi anggota Kelompok Pengkajian Ilmiah Arab (Majma' 'Ilmi Arab) di Damaskus dan Kelompok Pengkajian Bahasa Arab (Majma'ul lughah 'Rabiyah) di Kairo. Mujaddid yang berjaza di bidang agama dan politik ini meninggal pada tahun 1974 saat berkunjung ke Rumania.
Sepanjang hidup beliau, telah banyak karya yang ia tulis, diantaranya Difa 'Antsy Syari'ah Al-Himayft Marakisy, As-Siyasah Al-Barbariyah fi Marakisy, An-Naqdu Adz-Dzati, Al-Harakat Al-Istiqlaltyah fil Maghrib Al-'Arabi, Al-Hurriyah, Al-Himayah Al-Asbaniyah fil Maghrib, Waqi'ul 'Alam Al-Islami, Muhimmatu 'Umma'd Islam, Manhajul Istiqlaliyah, Ra'yu Muwathin, Nahwa Wahdatin hlamiyatin, Da-iman Ma'asy Sya'b, Anasyid Wathaniyah, Hadits Anit Tabsyir Al-Masihi, KaiLaNansa, Al-Madkhol It 'Ulumil Quran wat Tafiir, dan lain sebagainya.