REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengemukakan dakwah bil mal lebih efektif ketimbang bil lisan atau bil hal yang selama ini banyak diterapkan dalam berdakwah.
"Dakwah yang dilakukan selama ini kurang efektif, bukan karena krisis (langka) dai, namun lebih banyak disebabkan karena metodenya yang kurang tepat," kata Khofifah di depan sekitar 200 orang kader dai mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Kamis (21/3).
Oleh karena itu, ia melanjutkan, menggembleng calon dai atau juru dakwah tersebut sangat penting, terutama di kalangan mahasiswa karena untuk menggodok mereka agar tidak hanya berdakwah dengan metode bil lisan atau bil halal saja.
Ke depan, Khofifah menambahkan, yang juga akan maju lagi dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jatim itu, dakwah harus lebih banyak dilakukan dengan bil mal (harta benda), sebab hal itu sesuai dengan ayat suci Alquran.
Apalagi, sampai saat ini masih banyak warga yang fukara dan masakin (miskin). Jika metode dakwah tidak berubah dan masih tetap konvensional, yakni bil lisan dan bil hal, maka tidak akan efektif, sebab yang miskin akan tetap miskin.
Menurut dia, kalau juru dakwah ini hanya berdakwah dengan ceramah semata, maka tidak akan mengubah nasib kaum yang diceramahi. "Tapi, kalau dengan mal, Insya Allah kaum yang diceramahi dan warga lainnya, nasibnya bisa berubah lebih baik," katanya menegaskan.
Khofifah berharap mahasiswa yang menjadi juru dakwah atau dai, mampu mensinergikan tiga hal pokok dalam berdakwah dan lebih banyak ditekankan pada dakwah bil mal, sebab selama ini masih didominasi dengan metode bil lisan.
Hanya saja, kata Khofifah, akan lebih baik jika dakwah mahasiswa itu juga dibarengi dengan bil qolam dan bil kitab. "Mahasiswa harus banyak menulis, bahkan dalam dakwahnya, bisa lewat internet maupun tulisan-tulisan yang dibukukan," kata Khofifah.