REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa
Tak berbeda jauh dengan si belang, si botak pun menolak menerima bantuan. Ia bersikap angkuh dan melupakan segala rahmat Allah atasnya. Namun seperti halnya kepada si belang, malaikat pun mengingatkan kondisi si botak beberapa waktu silam.
Tak berubah pikiran, si botak tetap dalam kesombongannya dan engan memberikan bantuan. "jika kau berdusta. Semoga Allah mengembalikanmu pada konsisi yang dulu," seru malaikat.
Tibalah giliran si buta. Malaikat mendatanginya dengan wujud pengembara buta nan miskin. Kondisinya menyedihkan, sama persis seperti kondisi si buta beberapa waktu lalu sebelum Allah memberikan rahmat kepadanya.
Pertanyaan serupa, malaikat lontarkan pula pada si buta, "Saya hanyalah pengembara miskin yang kehabisan segala bekal perjalananku. Hari ini tak ada harapan untuk pertolongan kecuali kepada Allah, dan perantaramu. Demi Allah yang telah memulihkan penglihatanmu, saya hanya membutuhkan seekor kambing untuk membantuku dalam melanjutkan perjalanan," ujar sang malaikat sama persis seperti yang ia ucapkan pada si belang.
Lalu apa jawaban si buta? Dia lah hamba Allah yang lulus ujian-Nya. Si buta tak memiliki kesombongan sedikitpun. Ia selalu bersyukur atas segala rahmat Allah yang diberikan padanya. Ia berkata kepada sang malaikat yang berubah wujud itu, "Dahulu aku pun buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku.
Maka ambillah apa yang kau butuhkan dan tinggalkan apa yang tidak kau inginkan. Demi Allah, aku tidak akan membebanimu untuk mengembalikan sesuatu yang kau ambil karena Allah maha agung dan mulia," ujar si buta rendah hati.
Malaikat pun takjub dengan sikap si buta. Ia pun membongkar penyamarannya dan mengungkap misinya. "Peliharalah kekayaanmu ini, karena sebenarnya kau tengah diuji. Kau telah diridhai Tuhan, sementara kedua temanmu (si belang dan si botak) telah dimurkai Allah," ujar malaikat.
Tak jelas siapakah nama ketiga manusia yang diuji Allah tersebut. Namun kisah Si Belang, Si Botak dan Si Buta diatas termaktub dalam sebuah hadits yang disampaikan Rasulullah melalui riwayat Abu Hurairah. Hadits tersebut terdapat dalam shahih Muslim dan Bukhari. Imam An-Nawawi juga menyebutkan hadits kisah tersebut dalam kitab beliau yang masyhur "Riyadush Shalihin".