Ahad 17 Mar 2013 20:16 WIB

Arnoud Van Doorn, Tokoh Partai Anti-Islam pun Bersyahadat (Bagian-2)

Rep: afriza hanifa/ Red: Damanhuri Zuhri
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, -- Berawal dari mencari tahu dan meneliti, Doorn merasakan sesuatu yang istimewa dari Islam. Makin lama mempelajari, makin penasaran ia pada agama akhir zaman ini.

"Saya benar-benar ingin memperdalam pengetahuan saya tentang Islam karena penasaran," ujarnya. Tapi, siapa sangka rasa penasaran itu berkembang menjadi rasa cinta pada Islam.

Jalan hidayah Doorn pun makin terbuka lebar ketika bertemu dengan seorang Muslim bernama Aboe Khoulani. Ia tak lain rekan Doorn yang menjabat di Dewan Kota Den Haag. Khoulani membawa Doorn lebih jauh mengenal Islam. Lewat Khoulani pula, Doorn bisa berhubungan dengan Masjid As-Sunnah, Den Haag.

Setelah mengetahui dan memahami betul agama Islam, ia merasa tak habis pikir dengan orang-orang yang menentang agama Allah tersebut.

Menurut dia, tak ada hal yang patut dicela dari agama akhir zaman ini. Ia pun mengerti mengapa banyak orang kemudian memilih skeptis. Ya, karena tak ada yang patut ditentang dari Islam, tapi mereka tak berani memeluk agama ini.

Doorn awalnya gamang ketika hendak memutuskan untuk berislam. Tapi, ia tahu, tak bisa selamanya bersikap begitu. Keputusan harus diambil.

Maka, setelah dilanda banyak kegalauan dan mempertimbangkan banyak hal, ia memberanikan diri menuju jalan kebenaran. "Ini adalah keputusan yang sangat besar yang tidak bisa dianggap enteng," ujarnya.

Mantaplah Doorn untuk memeluk agama Islam. Ia bersyahadat di hadapan para saksi. Tak hanya itu, ia bahkan berani memublikasikan keislamannya pada publik. Doorn pun mengumumkan ketauhidannya melalui media sosial twitter.

Ia menuliskan kalimat syahadat dalam bahasa Arab melalui salah satu tweet-nya. Tak lupa, ia pun menyertakan alasannya memeluk Islam. Maka, gemparlah partai dan para koleganya.

Mereka pun menuding Doorn sebagai "pengkhianat". Tentu saja, itu bukan masalah besar bagi sang politikus, sebab iman Islamnya lebih dari apa pun.

n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement