Jumat 01 Mar 2013 09:40 WIB

Akademisi: Saatnya Eropa Diskusi dengan Warga Muslim

Muslim Eropa/ilustrasi
Foto: flickr
Muslim Eropa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Akademisi dari Universitas di Jerman menegaskan, sudah saatnya masyarakat Eropa berdiskusi dengan masyarakat muslim dengan mengunakan pendekatan teologi dan bukan sekularisme. Hal itu diungkapkan Prof Dr Christine Schirrmacher, dari Universitas Bonn dan Universitas Leuven.

Dia mengungkapkan pendapatnya dalam konferensi yang diadakan di Goethe Institute Brussel. Menurutnya, bila ada pendapat agar masyarakat muslim di Eropa harus berubah menjadi seperti Europeans, hal itu terkesan arogan.

Pembicara dalam konferensi tersebut Prof Dr Michael Kohler dari Komisi Eropa, Malika Hamidi (General Manager dari European Muslim Network), dan bertindak sebagai moderator yaitu Dr Christian Gsodann dari Committee of the Regions.

Malika Hamidi menilai bahwa Eropa hanya selalu menyoroti sisi negatif muslim di Eropa. "Sudah saatnya masyarakat Eropa melihat bahwa kontribusi Muslim di Eropa nyata dan signifikan," ujarnya, seperti dilaporkan Antara, Jumat (1/3).

Dikatakannya, situasi ini terjadi karena media di mana pun, tidak pernah tertarik untuk mengamati perkembangan positif tersebut, ujar Malika menambahkan bahkan kampanye yang dilakukan European Muslim Network jarang diliput media di Eropa.

Sementara itu Prof Koehler menegaskan, muslim di Eropa terbukti telah menciptakan ketakutan dari masyarakat Eropa meskipun jumlahnya di Uni Eropa hanya 19 Juta atau kurang dari empat persen dari 500 juta populasi Uni Eropa.  Transformasi demokrasi di negara tetangga seperti di Tunisia juga menciptakan kekhawatiran masyarakat Eropa akan timbulnya partai politik yang berlandaskan Islam garis keras, dan akibatnya berimbas ke Eropa.

Konferensi ditutup dengan tetap menekankan perlunya dialog dengan masyarakat muslim dilakukan tokoh agama Islam yang mampu mengangkat nilai-nilai moderasi Islam. Diskusi itu, disebutkan memiliki harapan dapat menangkal radikalisme, serta menciptakan rasa saling memahami dan menghargai diantara sesama komunitas beragama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement