Rabu 27 Feb 2013 14:22 WIB

Menelusuri Perjalanan Bisnis Khadijah (1)

Gurun pasir (ilustrasi)
Foto: .free-extras.
Gurun pasir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

Siapa tak kenal sosok Khadijah, perempuan agung istri pertama Rasulullah. Beliaulah ibu para mukminin hingga akhir zaman.

Keteguhannya dalam agama tak perlu dipertanyakan, kesetiaannya pada sang suami tak usah diragukan. Ia menjadi wanita pertama yang memeluk Islam, mendukung suaminya bahkan merelakan hartanya di jalan dakwah.

Tak heran jika beliau merupakan salah satu wanita agung di sepanjang sejarah.

Nama lengkap Khadijah yakni Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Beliau lahir di Makkah pada tahun 556 Masehi, putri pasangan Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za'idah, dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy.

Ayah Khadijah dikenal sebagai seorang pemimpin yang populer di kalangan Quraisy. Ia merupakan seorang pengusaha yang wafat dalam pertempuran Fujjar. Nasab Khadijah dari pihak ayah berhimpun pada nasab kakek Rasulullah yang keempat yakni Qushai bin Kilab.

Hidup di tengah keluarga kaya, Khadijah dibesarkan dalam kemewahan. Azti Arlina dalam "Belajar Bisnis Kepada Khadijah" menyebutkan Khadijah lahir dari keluarga bangsawan Quraisy. Ia besar di kalangan keluarga yang memiliki pencarian hidup sebagai pedagang besar. Ia juga pernah mendapatkan warisan dari harta dua suaminya yang telah wafat.

Namun, semua kekayaan tersebut tidak membuat seorang Khadijah hanya duduk santai menikmati kekayaan. Sebaliknya, Khadijah begitu ulet dalam berbisnis, sehingga namanya diperhitungkan pada zamannya sebagai pengusaha sukses.

Suami pertama Khadijah yakni Abu Halah Malak bin Nabash bin bin Zarrarah At-Tamimi. Bersama sang suami, Khadijah mebuat bisnis yang besar. Namun sayangnya, sang suami meninggal dunia. Khadijah pun mendapat warisan yang besar. Dari pernikahan dengan Abu Halah, Khadijah dikaruniai dua anak, yaitu Hindun dan Halah. Keduannya merupakan shahabat rasulullah. Hindun bahkan seorang rawi yang banyak meriwayatkan hadits Rasul.

Setelah menjanda beberapa lama, Khadijah kemudian menikah lagi dengan 'Atique bin' Aith bin 'Abdullah Al-Makhzumi. Namun dalam mengarungi rumah tangga dengan suami keduanya, Khadijah memiliki banyak ketidakcocokan hingga akhirnya bercerai. Namun dari pernikahan kedua ini Khadijah sempat melahirkan seorang anak perempuan bernama Hindah.

Dari putrinya ini, keturunan Khadijah menyebar di Madinah yang dikenal Bani Thahirah (Keturunan Wanita Suci). Namun keturunan tersebut terputus.

Dalam buku "Great Women of Islam" disebut, pasca perceraian dengan suami kedua, Khadijah mencurahkan segala perhatian untuk membesarkan anak-anaknya, serta membangun bisnis yang dia warisi dari ayahnya.

Dengan bermodal kecerdasan dan kemampuan bisnis, Khadijah mampu membuat sebuah usahanya bisnis yang paling besar di kalangan Quraisy. Khadijah berkiprah sebagai single parent yang sukses. Namanya sangat terkenal di kalagan Quraisy sebagai pembisnis wanita yang kaya raya. (bersambung)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement