Senin 25 Feb 2013 14:07 WIB

Pesta Rakyat IBF Segera Digelar

Rep: agus raharjo/ Red: Damanhuri Zuhri
Islamic Book Fair 2012
Foto: Foto-foto: Eva Yulianti
Islamic Book Fair 2012

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Even pameran buku Islamic Book Fair' (IBF) 2013 segera digelar 1 Maret nanti. Bagi penerbit, kehadiran IBF merupakan even yang ditunggu. IBF bukan hanya sebuah pameran, tapi juga pesta rakyat.

Menurut CEO NouraBooks group Mizan, Deden Ridwan, IBF mampu menghadirkan hiburan intelektual pada publik. IBF bukan sekadar pameran buku, tapi juga ajang rakyat untuk berpesta dalam koridor keilmuan.

''IBF bukan hanya soal bisnis perbukuan, juga ajang hiburan bagi masyarakat untuk berwisata. IBF juga pesra rakyat,'' jelas Deden pada Republika, Senin (25/2).

Deden menambahkan, tujuan besar dari penyelenggaraan pameran buku adalah membangun tren Islam dalam masyarakat. Semakin banyak dilakukan, akan meningkatkan tren masyarakat akan ilmu pengetahuan dan budaya membaca.

Budaya membaca, kata Deden, mampu menjadi indikator maju-mundurnya peradaban suatu bangsa. Semakin budaya membaca dan mencari ilmu tinggi, semakin cerdas suatu bangsa dan semakin maju peradaban.

Ia mengatakan, even pameran buku atau even intelektual lainnya harus sering diadakan di Indonesia. Even seperti ini, selalu ditunggu-tunggu. Terlebih IBF merupakan even untuk memasyaratkan Islam secara lebih cerdas melalui buku-buku yang ada.

Menurut Deden, IBF masih menjadi even terbesar untuk pameran buku Islam di Indonesia. "Secara mikro, IBF menjadi ajang yang menguntungkan penerbit," kata Deden.

Penerbit dapat meraup omset yang besar hanya dalam hitungan hari selama pameran. Bahkan, omset selama setahun penerbit sebanyak 30-40 persennya datang dari pameran buku.

Masyarakat juga cenderung membelanjakan uang untuk membeli buku saat pameran berlangsung. Itu wajar karena masyarakat menunggu diskon yang ditawarkan penerbit serta menunggu produk buku sebuah penerbit keluar semua di pasaran.

Biasanya, kata Deden, selama pameran, penerbit memberikan harga yang rendah untuk masyarakat. Selain itu, ada variasi even yang digelar menyemarakkan pameran, seperti diskusi, seminar, temu penulis, bedah buku, dan lainnya.

''Bagi, para penerbit, even pameran juga dapat digunakan sebagai sarana sosialisasi buku dan penulis baru,'' ungkap Deden menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement