REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tablig akbar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Grand Inna Sanur Bali Beach, Denpasar, Selasa (12/2) malam hingga Rabu dini hari, menyita perhatian wisatawan mancanegara.
Sejumlah wisman dari China dan Korea Selatan yang hendak menikmati suasana malam di Bali menghentikan langkahnya begitu mendengar keriuhan para kader dan simpatisan PKS dari dalam salah satu ruangan di hotel yang dibangun Presiden Soekarno itu.
Teriakan Allah Akbar, Allah Akbar dari peserta tablig akbar bersamaan dengan kedatangan Presiden DPP PKS Anis Mata di ruang itu makin membuat para wisman penasaran.
Mereka pun mempercepat langkahnya untuk memasuki ruang berkumpulnya para pengurus PKS mulai dari tingkat pusat hingga ranting itu.
Bagi sejumlah turis asal China dan Korea Selatan hal itu merupakan fenomena menarik yang jarang ditemui di negaranya sehingga mereka pun mengabadikan momen tersebut.
Tablig akbar itu bagian dari konsolidasi DPP PKS di bawah kepempinan Anis Mata yang menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan suap impor daging.
Sebelumnya, Anis Mata mengajak jajaran PKS di pusat dan daerah mengikuti outbond dan arung jeram di Sungai Telaga Waja, Kabupaten Karangasem, Selasa (12/2) siang.
Malam harinya setelah tablig akbar, kader dan simpatisan PKS membaca delapan surat Al Quran sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh atas persoalan yang dihadapi partai berideologi Islam itu terkait dugaan korupsi impor daging sapi.
Anis Mata mengajak pengurus PKS dan beberapa wartawan di Bali bermain futsal di kawasan Renon, Denpasar, Rabu pagi. Denpasar merupakan kota terakhir program konsolidasi putaran pertama Anis Mata setelah Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar.
Ia mengukuhkan komitmennya untuk menjadikan Bali sebagai etalase kader PKS dari berbagai unsur dan latar belakang. "Di tempat ini pula pada tahun 2008 kami mendeklarasikan diri sebagai partai terbuka," katanya sebelum memulai tablig akbar di hotel terbesar di kawasan Sanur itu.