REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Uang setoran awal jamaah haji yang masuk di Bank Penerima Setoran (BPS) sangat banyak. Pemasukan dana ke BPS tersebut dinilai memberi keuntungan besar pada keuangan bank.
Berdasarkan perhitungan itu, Menteri Suryadharma Ali akan mengusulkan BPS memberi beasiswa untuk anak jamaah haji yang wafat atau cacat permanen. Terlebih, bank memiliki kebiasaan menyisihkan keuntungan untuk program Coorporate Social Responsibility (CSR).
"Disisihkan dari situ, diperuntukkan khusus untuk jamaah haji. Karena uang kita disitu (BPS) banyak," kata Suryadharma Ali di Jakarta, Jum'at (8/2).
Menurut Suryadharma, jika disisihkan dari dana CSR, akan sangat kecil bagi BPS untuk memberi beasiswa. Nantinya, beasiswa akan diberikan pada anak jamaah haji yang cacat permanen atau wafat.
Beasiswa itu bukan hanya ditujukan untuk pendidikan madrasah atau keagamaan, tapi juga biaya pendidikan umum. Tergantung dari minat penerima.
Pemberian beasiswa bagi anak jamaah ini bukan persoalan sulit dan besar. Suryadharma optimis, jika ini direalisasikan, akan mudah dijalankan, dan biayanya tidak besar. Terlebih beasiswa ini ditanggung seluruh BPS.
"Bisa. Masalahnya mau atau tidak (BPS)," tambahnya.
Bank penerima setoran dana haji adalah bank yang besar yang memiliki kemampuan keuangan untuk menampung dana besar, diantaranya. BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri. Bagi BPS, tegas Suryadharma, memberi beasiswa bagi anak jamaah sangat kecil. Terlebih jumlah jamaah yang wafat atau cacat permanen tidak lebih dari 500 orang.