Rabu 06 Feb 2013 10:04 WIB

Rumah Qur’an Hadir di Mentawai

Anak membaca Alquran
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Anak membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,-- Sabtu (19/1) menjadi hari yang sangat menggembirakan bagi 40 pelajar mualaf Mentawai. Mereka berkumpul dan berdoa bersama, mensyukuri kehadiran Rumah Qur’an di daerah mereka. 

Rumah Qur’an  yang dibangun melalui Program Pembibitan Penghafal Al Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an itu terletak di Dusun Teiteisinabak, Desa Mailepet, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai.

Dalam acara tersebut, hadir Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al Wahidin Muara Siberut Sulaiman, sesepuh masyarakat H Syahrudin, dan sejumlah dai yang bertugas di Mentawai, seperti Ustaz Awwal Dzul Islah dan M Hanafi.

Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an Tarmizi menjelaskan, Rumah Qur’an Mentawai adalah asrama sederhana untuk menampung para pelajar mualaf dengan sistem semi pesantren.

Para pelajar berasal dari desa-desa hulu Pulau Siberut, seperti Salappa, Rokdog, Madobag, Saliguma, Sarausau, dan Matotonan. Mereka bersekolah di SMP atau SMA Negeri Muara Siberut, Ibu Kota Kecamatan Siberut Selatan.

Untuk tahap awal, sebanyak 12 pelajar putra mengikuti seleksi menempati Rumah Qur’an Mentawai. Di asrama tersebut, mereka bakal dibina Ustaz M Hanafi, dai asal Sumatra Utara.

Ustaz Hanafi mengatakan, mengingat anak-anak ini masih sangat awam keagamaannya, target Rumah Qur’an sederhana saja, yaitu agar para pelajar memiliki kesadaran untuk shalat lima waktu dan bisa membaca Alquran.

Ketua DKM Al Wahidin menyambut gembira kehadiran Rumah Qur’an Mentawai. Sebab, daya tampung asrama pelajar mualaf di Muara Siberut sangat tidak mencukupi.

Di Muara Siberut terdapat 115 pelajar mualaf yang berasal dari 10 desa hulu (suku asli). Separuh dari pelajar yang semuanya dari keluarga dhuafa itu ditampung di Mess Dai Dewan Dakwah (23 putri), Asrama MIN (17 putra), dan Rumah Dai Atase Saudi (10 putra).

Sebagian lainnya, kata Sulaiman menjelaskan, ditampung di rumah penduduk dan ada pula yang masih tinggal di Asrama Pasturan Muara Siberut.

Kolombus, tukang kayu yang mengerjakan pembangunan Rumah Qur’an Mentawai, berharap agar anaknya lolos seleksi masuk ke asrama ini. “Joko anak saya bersedia memeluk Islam dan ingin masuk Rumah Qur’an Mentawai,” kata warga Desa Salappa yang menganut Islam sejak 2006.

Menurut Kolombus, nama anaknya, Joko, yang kini duduk di kelas 2 SMAN Muara Siberut itu, diberikan ketika lagu pop-dangdut “Mas Joko Tak Uuk” sedang populer.

Daniel, rekan Kolombus, juga berharap agar anak-anaknya yang masih SD, kelak dapat ditampung di Rumah Qur’an Mentawai. “Biarpun saya begini-begini, saya ingin anak saya jadi anak Muslim yang baik,” kata lelaki asal Dusun Gulukguluk, Gotap,  yang mengaku beragama Nasrani ini.

Tarmizi mengajak kaum Muslimin bersedekah bagi pelajar mualaf Mentawai. Sedekah dapat berupa kebutuhan konsumsi, peralatan sekolah, atau perlengkapan Rumah Qur’an, seperti lemari baju dan kasur lipat serta peralatan dapur.

“Yang mau membangun Rumah Qur’an Mentawai lagi juga silakan, sehingga semakin banyak kader Muslim yang bisa dididik, ” ujar Tarmizi menjelaskan.

n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement