REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) di Madura, Jawa Timur, berlangsung hingga selama satu bulan, yakni selama bulan Rabiul Awal tahun Hijriah.
"Bagi umat Islam di Madura, Peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad atau yang kita sebut dengan 'Maulid Nabi' ini merupakan tradisi umat Islam di Madura ini," kata tokoh ulama Madura, KH RP Darus Salam di Pamekasan, Ahad (27/1).
Sehingga, sambung dia, perayaan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak hanya digelar pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriah, akan tetapi selama satu bulan penuh di bulan itu.
Selain itu, Darus mengatakan perayaan Maulid Nabi tidak hanya digelar di tempat-tempat ibadah umat Islam, seperti masjid dan musallah, akan tetapi di rumah-rumah warga dengan cara mengundang para tetangganya dan sanak keluarganya.
"Makanya, selama bulan Rabiul Awal ini, hampir setiap hari umat Islam merayakan 'Maulid Nabi' yang digelar di rumah-rumah warga," ujar Darus.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Madura, seperti di Pamekasan, Sampang dan Bangkalan umumnya dirayakan dengan membacakan puji-pujian kepada Nabi Muhammad atau pembacaan "Barzanji".
Namun ada juga sebagian warga yang memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad dengan "tembang macapat", yakni tembang berbahasa Jawa yang berisi tentang kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.
Perayaan Maulid Nabi dengan membacakan tembang macapat semalam suntuk ini, salah satunya seperti yang dilakukan sebagian warga di Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, Pamekasan.