REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Komunitas non-muslim Turki meminta pemerintah untuk mendapatkan layanan pemakaman yang sama dengan kalangan muslim. Selama ini, kalangan minoritas merasa kesulitan untuk memakamkan kerabatnya lantaran ketersediaan lahan yang terbatas dan biaya pemakaman yang cukup mahal.
Menanggapi permintaan itu, Direktorat Pemakaman Istanbul, mengakui biaya pemakaman kalangan non-muslim terbilang tinggi. Namun, pemerintah tidak mungkin melakukan intervensi.
"Kami tentu tidak bisa mengganggu, karena kami tidak terbiasa dengan tradisi dan upacara," kata salah seorang pejabat direktorat yang enggan disebutkan namanya itu, seperti dikutip Hurriyet Daily News, Kamis (17/1).
Secara terpisah, Burgazada Hagia Yani dan Samatya Hagia Nikola, dari Yayasan Gereja Yunani mengharapkan pemerintah untuk mengalokasikan dana kepada kalangan minoritas. "Lupakan soal pemakaman, kami meminta kesetaraan," kata mereka.
Garo Paylan, Anggota Dewan Eksekutif Sekolah Armenian Yesilkoy menilai kesetaraan itu harus diimplemetasikan. Ini penting dilakukan mengingat akan memudahkan pelaksanaan tradisi di kalangan minoritas.
Saat ini, biaya pemakaman kalangan minoritas mencapai 2.000-8.000 Lira Turki. Rentang harga ini terbilang sangat mahal. "Memang harganya naik, karena prosesi pemakaman yang cukup panjang," ungkap Yeznik Bahcevanoglu, pemilik penyedia jasa pemakanan khusus non-muslim.
Deputi Walikota Istanbul, Vasgen Barin mengatakan populasi non-muslim di wilayah memang banyak. Namun, pemerintah tidak bertanggung jawab soal masalah pemakaman. "Kalau memang mereka tertarik untuk dimakamkan di kampung halamam, kami siap memberikan bus secara cuma-cuma," ungkap dia.