Rabu 09 Jan 2013 17:28 WIB

Beratnya Perjuangan Muslim Angola (2)

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Chairul Akhmad
Muslimah di Angola.
Foto: blogspot.com
Muslimah di Angola.

REPUBLIKA.CO.ID, Bertahun-tahun, Muslim Angola berupaya mendapat pengakuan sah dari negara.

Mereka sempat mendekati persyaratan tersebut, dengan mendaftarkan 100 ribu Muslim dewasa.

Namun, rupanya tak hanya soal angka yang dipermasalahkan Pemerintah Angola. Negara tak menghitung penganut yang bukan warga negara Angola.

Sedangkan, sebagian besar Muslimin di Angola merupakan imigran ilegal sehingga tak masuk hitungan.

Meski belum diakui, Muslimin tetap menjalankan rutinitas beribadah. Kegiatan keislaman banyak digelar di kota-kota besar.

Di sejumlah wilayah, mereka mendirikan masjid serta tempat mempelajari Alquran dan bahasa Arab. Mereka pun memiliki ulama yang mengajarkan mereka ilmu agama.

Setiap tahun, jumlah Muslimin bertambah. Selain karena pernikahan dengan warga setempat, dakwah juga terus diserukan. Kaum imigran yang beragama Islam pun terus berdatangan. Sebagian besar dari mereka merupakan para pengusaha dan pedagang. Tak hanya dari Lebanon, pendatang juga berasal dari Mali, Nigeria, serta Senegal.

Islam baru dikenal di Angola pada 1990-an. Sejarah mencatat, imigran Afrika Barat dan imigran gelap dari Kongo memasuki Angola karena tertarik dengan tambang berlian di sana. Angola memang terkenal kaya akan berlian. Pada 2006, negara ini mengantongi 1,1 miliar dolar AS dari penjualan berlian.

Tak hanya terpikat oleh berlian, para imigran tertarik pindah ke Angola karena melihat peningkatan ekonomi negara tersebut. Kehadiran para imigran Muslim tersebut menjadi pintu gerbang bagi Angola untuk mengenal Islam.

Selama dijajah Portugis, Angola menjadi tempat penyebaran agama Kristen. Tak ada celah sedikit pun bagi Islam masuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement