Kamis 03 Jan 2013 19:36 WIB

Moro, Rohingya, dan Pattani (2)

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Chairul Akhmad
Muslim Rohingya, jadi pengungsi di negeri sendiri.
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Muslim Rohingya, jadi pengungsi di negeri sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, Sejarah mencatat, Arakan menjadi pintu masuknya Islam dari pedagang Malaka.

Kesultanan Islam di Arakan bahkan sempat berdiri hingga 350 tahun lamanya.

Tapi kini, sebagaimana Moro, Rohingya pun mengalami penindasan sebagai minoritas setelah bergabung dengan Burma.

Sementara itu, masuknya Islam di Thailand sedikit berbeda dengan perjalanan Islamisasi di negara Asia Tenggara lain. Kawasan Pattani bersentuhan dengan Islam bukan oleh pedagang dari Malaka.

Pattani diduga mengenal Islam bersamaan dengan masuknya Islam ke Malaka. Terdapat kesultanan yang masyhur di Pattani, yakni Pattani Darussalam.

Bahkan, menurut Peneliti Puslitbang Kementerian Agama, Syaukani, banyak ulama Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang berasal dari Pattani. Kerajaan Islam Pattani pernah menjadi kekuatan besar dan pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara.

Meski demikian, Pattani tak memiliki peran sebesar Malaka dalam proses penyebaran Islam di Asia Tenggara.

Menurut pakar sejarah Universitas Indonesia, Bondan Knumayoso, Pattani sebenarnya bukanlah kerajaan kecil dibandingkan Malaka. Namun, sejarah Pattani seakan terlupakan karena mengalami kejatuhan dan harus bergabung dengan Kerajaan Siam dalam satu kesatuan Thailand.

“Pattani memainkan peran sebagai kota pelabuhan, pintu gerbang perdagangan Asia Tenggara. Dalam jaringan penyebaran Islam di Asia Tenggara, Pattani juga memainkan peranan strategis. Kemudian, terjadi perubahan karena datangnya orang Eropa. Pattani merosot dan hilang karena kekuatan kolonial,” papar Bondan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement