Berawal dari Bedeng
Tak ada yang menyangkal bahwa Masjid Nurul Barkah adalah sebuah masjid yang indah dan megah.
Tapi, siapa sangka jika awalnya masjid ini hanyalah sebuah bedeng beratap seng. Tak lebih.
Ketua Badan Pengelola Masjid Nurul Barkah, Ahmad Syauqi, mengatakan bedeng ini sudah ada sejak 1982. Bedeng sederhana itu digunakan sebagai tempat shalat oleh para pekerja Muslim proyek pembangunan Bandara Soetta.
“Seiring waktu bergulir, bedeng itu pun disulap menjadi masjid megah berkat kucuran dana dari Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila,” jelasnya.
Kini, Nurul Barakah merupakan salah satu masjid besar di kawasan Bandara Soekarno Hatta. Dan, di antara masjid-masjid di sekitar bandara, Masjid Nurul Barkah kini menjadi satu-satunya yang beroperasi selama 24 jam.
Mengenai kegiatan masjid, Syauqi mengatakan pihaknya memiliki sejumlah agenda rutin antara lain pengajian setiap Senin dan Rabu. Materi pengajian disampaikan oleh ustaz dari Dewan Dakwah maupun Kementerian Agama. Ada pula kajian bakda Dzuhur yang diselenggarakan setiap Senin-Kamis.
Selain dua kajian tadi, digelar pula pengajian tematik per tiga bulan. Topik berganti-ganti mulai dari kajian akidah, fikih, sirah, dan tafsir. Khusus di bulan Ramadhan, ada kuliah Ramadhan yang diberikan tiap malam seusai shalat Tarawih. Lalu, setiap tiba waktu berbuka, pengelola masjid menyediakan 300 paket takjil.
“Intinya, sebagai salah satu masjid besar di lingkungan bandara, kami ingin membuat makmur masjid ini. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya diikuti oleh orang dari luar tetapi juga sering diikuti oleh karyawan di bandara ini,” demikian Ahmad Syauqi.