REPUBLIKA.CO.ID, Delegasi negara-negara Muslim berkumpul dalam Kongres Halal Timur Tengah untuk membicarakan standar halal yang akan berlaku secara global.
Pertemuan yang dihelat baru-baru ini di Pusat Expo Sharjah Dubai tersebut mendesak diterbitkannya sebuah sistem universal yang akan memastikan kehalalan pangan di seluruh penjuru dunia.
Sekretaris Jenderal Lembaga Standardisasi dan Metrologi untuk Negara Islam (SMIIC), Haluk Dag, mengatakan isu halal masih menjadi permasalahan sensitif dan terus menjadi perhatian umat Islam.
Apalagi, dengan kemajuan teknologi saat ini yang memungkinkan pemotongan hewan menggunakan mesin serta rekayasa genetik organisme.
''Nah, kita harus memiliki komite teknis untuk menangani permasalahan kehalalan makanan, terutama terkait kehadiran teknologi-teknologi baru,'' ujar Dag seperti dikutip The National, surat kabar terbitan Uni Emirat Arab.
Dalam forum tersebut, Kepala Eksekutif Dewan Perkembangan Halal, Asad Sajjad, mengatakan, pertumbuhan industri halal di dunia saat ini meningkat hingga 20 persen tiap tahunnya.
Industri halal yang nilainya mencapai sekitar 2,77 triliun dolar AS tersebut melayani sekitar 1,6 miliar konsumen di seluruh dunia.
Peningkatan tersebut pun berdampak pada meningkatnya permintaan sertifikasi halal. Dengan beragamnya badan sertifikasi di dunia, kesalahan label halal pun seringkali terjadi.