Rabu 26 Dec 2012 18:31 WIB

Kiai, Ujung Tombak Penangkal Radikalisme (1)

Rep: Damanhuri Zuhri/Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad
Halaqah Nasional Kiai Pondok Pesantren Ahlussunnah waljama'ah di pondok pesantren Al-Falah Bandung.
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Halaqah Nasional Kiai Pondok Pesantren Ahlussunnah waljama'ah di pondok pesantren Al-Falah Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, Kepemimpinan kiai adalah ujung tombak dalam menangkal radikalisme.

Halaqah Nasional I Kiai Pondok Pesantren Ahlus Sunnah wal Jamaah yang berlangsung pekan lalu di Pesantren Al-Falah II, Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, adalah bentuk keresahan para kiai atas ancaman radikalisme yang mengintai pesantren.

Sejumlah rekomendasi penting tercetus dari perhelatan ini. Rekomendasi penting ialah hendaknya Kementerian Agama menempuh langkah preventif dan akuratif untuk menjaga kitab-kitab klasik dari gerakan tahrif.

Para peserta juga meminta pemerintah mengembangkan madrasah yang religius dan nasionalis. Ini penting guna memperkuat ketahanan nasional demi kesatuan dan persatuan Indonesia.

 

Wakil Ketua Pimpinan Pusat Lakpesdam Nahdlatul Ulama (NU), Ahmad Baso, yang juga dikenal sebagai penulis buku-buku pesantren dan NU, menjelaskan bahwa langkah yang harus dilakukan kalangan pesantren adalah membangun kesadaran tentang buku-buku yang digunakan di kalangan pesantren sudah mengalami kerusakan atau lazim disebut tahrif.

“Setelah membangun kesadaran di kalangan pesantren, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengumpulkan dan mencetak ulang kitab-kitab yang masih utuh dan tersimpan dengan rapi, seperti kitab-kitab yang ada di Mesir,” kata Baso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement