REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia harus mampu menunjukkan Islam sebagai agama yang modern, inklusif, dan pluralis.
Demikian pandangan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof Dede Rosyada.
Semua aspek keagamaan, mulai dari pendidikan, dakwah, hukum, politik, dan perekonomian akan menunjukkan inklusivitas Islam. “Yakni, ada sebuah kebenaran yang tidak menyinggung hal lain,” katanya.
Umat Islam di Indonesia, menurut Dede, harus berpegang teguh pada prinsip tersebut. Dengan demikian, semua perilaku masyarakat akan berbasis pada nilai-nilai keagamaan.
“Setelah acara ini (AICIS) selesai, tugas baru para tokoh agama dan ketua pendidikan universitas Islam adalah menemukan solusi untuk membangun karakter Muslim seperti itu.”
Menurut Dede, bangsa Indonesia harus menjadi masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera. Dia juga berharap, sosialisasi media dapat menjadi langkah awal untuk mendidik masyarakat menjadi generasi yang lebih beradab dengan dasar-dasar keislaman.
“Indonesia harus mengumumkan kepada dunia bahwa ilmu-ilmu keislaman dapat membangun dan memajukan suatu bangsa,” katanya.
Peserta AICIS yang juga mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya, Amelia Erizanti, mengatakan hasil dari konferensi ini harus bisa merukunkan umat beragama di seluruh dunia.
Negara-negara Barat yang selama ini senantiasa melihat Islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan diharapkan bisa memandang Islam secara lebih positif. “Selain masalah internasional, AICIS juga harus bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah internal bangsa ini.”