Rabu 19 Dec 2012 20:59 WIB

Indonesia Menuju Kiblat Studi Islam (1)

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Chairul Akhmad
Wakil Menteri Agama, Prof Nasaruddin Umar.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Menteri Agama, Prof Nasaruddin Umar.

REPUBLIKA.CO.ID, Saat ini, studi keislaman di Indonesia sudah cukup baik dan diperhitungkan.

Bertempat di salah satu hotel megah di Surabaya, sebuah konferensi keislaman bertaraf internasional digelar, belum lama ini.

Annual International Conference of Islamic Studies (AICIS), demikian nama konferensi itu.

AICIS adalah konferensi internasional tahunan untuk peminat studi Islam di Indonesia. Pada AICIS yang ke-12 ini, tak kurang 150 makalah ilmiah tentang studi Islam akan dipresentasikan dan dikaji. Makalah-makalah itu merupakan hasil seleksi dari 500 makalah ilmiah yang masuk.

“Saya berani jamin, tidak ada konferensi sehebat ini di Indonesia,” ujar Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Prof Dr Nasaruddin Umar saat membuka konferensi ini. Karena itu, Kementerian Agama sangat mendukung perhelatan ini.

AICIS, menurut Wamenag, merupakan terobosan besar dalam tradisi pengkajian Islam. Banyak ide atau proyek brilian muncul dalam konferensi ini. Sementara, makalah-makalah riset pilihan akan dipresentasikan dan dikaji oleh para peneliti muda Islam Indonesia.

Konferensi ini menjadi ruang artikulatif bergengsi bagi para peneliti Islam untuk mensosialisasikan risetnya.

Dengan begitu, akan terjadi pertukaran pikiran yang dapat membangun jaringan akademik, baik secara individual maupun institusional. “Ini adalah kesempatan emas untuk membangun jaringan luar negeri,” Nasaruddin.

Konferensi ini juga memberikan update keilmuan Islam yang tak pernah diketahui oleh khayalak ramai. Sebab, tak semua objek studi dapat didekati dengan berbagai disiplin ilmu. “Namun, justru Islam dengan berbagai karakternya yang menarik menjadi bahasan yang selalu modern untuk dikaji,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement