Senin 17 Dec 2012 21:49 WIB

Zainab binti Jahsy, Dua Pernikahan dari Langit (3)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: xemanhdep.com
Ilustrasi

Dinikahi Rasulullah

Singkat cerita, setelah bercerai dengan Zaid maka Zainab kemudian dinikahi Rasulullah.

Pernikahan tersebut bukan semata karena cinta. Rasulullah menikahi Zainab untuk menghapuskan tradisi pengangkatan anak yang berlaku pada zaman jahiliah.

Rasulullah ingin menjelaskan bahwa anak angkat tidak sama dengan anak kandung, seperti halnya Zaid bin Haritsah yang telah diangkat sebagai anak oleh beliau.

 

Atas pernikahan tersebut, Allah pun berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 5. “Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka. Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudara seagama dan maula-maulamu.”

Karena itu, seseorang tidak berhak mengakui hubungan darah dan meminta hak waris dari orang tua angkat.

 

Allah memberikan peringatan sekali lagi dalam surah al-Ahzab ayat 37. “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, ‘Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah, sedang kamu menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allahlah yang lebih berhak untuk kamu takuti.”

“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang Mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak- anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluan daripada istrinya. Dan, adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.”

 

Meskipun demikian, orang-orang munafik yang tidak senang dengan perkembangan Islam membesar-besarkan fitnah bahwa Rasulullah telah menikahi istri anaknya sendiri. Karena itu, Allah menurunkan kembali sebuah ayat untuk menghentikan fitnah tersebut.

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi…” demikian bunyi surah al-Ahzab ayat 40.

 

Sebagai seorang istri Rasulullah, Zainab menunjukkan perilaku yang sangat baik. Bahkan, Aisyah dalam sebuah riwayat berkata, “Tidak ada seorang pun dari istri-istri Nabi yang kedudukannya menyamaiku di sisi beliau selain Zainab. Zainab telah dilindungi Allah dalam agama sehingga dia tidak mengatakan kecuali yang baik.”

Aisyah pun menilai Zainab sebagai perempuan yang sangat bertakwa kepada Allah. Perkataannya paling jujur, paling suka menyambung tali silaturahmi, paling banyak bersedekah, banyak mengorbankan diri dalam bekerja untuk dapat bersedekah, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement