Kamis 13 Dec 2012 02:47 WIB

Karena Jilbab, Muslimah Inggris Sulit Dapat Kerja

muslimah Inggris (ilustrasi)
muslimah Inggris (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Muslimah Inggris harus menanggalkan jilbab jika ingin mendapatkan pekerjaan. Soalnya, peluang umat muslim yang merupakan etnis minoritas, dua kali lebih kecil mendapat pekerjaan.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan selama tiga dekade terakhir kondisi ini belum banyak berubah. Karenanya, muslimah yang ingin mendapatkan pekerjaan harus menanggalkan jilbab dan mengganti identitas dengan nama yang lebih Kebarat-baratan.

"Persentase perempuan Pakistan dan Bangladesh tidak mendapat pekerjaan mencapai 20,5 persen, ketimbang perempuan berkulit putih lain hanya 6,8 persen," kata laporan Al Arabiya.

Perempuan berkulit hitam memiliki kesempatan tidak mendapat pekerjaan 17,7 persen. Pemerintah Inggris pun dipaksa mengubah kebijakan tersebut. Kesulitan mendapat pekerjaan didapat perempuan berkulit hitam, Pakistan, dan Bangladesh.

Muslimah yang sudah bekerja, biasanya bakal berhenti ketika memiliki anak. Kerap mendapat diskriminasi akhirnya enggan melamar pekerjaan.

David Lammy, anggota Partai Buruh di parlemen, cukup terkejut dengan kenyataan ini. "Laporan ini mengejutkan. Seharusnya pada abad ke-21 ini, di Inggris tidak terjadi hal seperti itu di dunia kerja."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement