REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM--Pandangan tentang jilbab di Belanda mulai berubah pada generasi kedua dengan pendekatan estetika berpakaian.
Pada generasi ini, ada usaha mencari informasi terkait akar budaya mereka. Selanjutnya, mereka mencari jawaban melalui pemahaman Alquran. Generasi ini pun berhasil menemukan satu kesimpulan bahwa ada semacam kebanggaan untuk mengenakannya.
Desainer Belanda, Cindy Van Den Bremen rupanya punya pandangan lain soal ini. Menurut dia, kesimpulan yang dikemukan generasi kedua belum mencerminkan pesan itu.
Dia menyesalkan putusan Pengadilan di Negeri Kincir Angin dengan dalih keamanan dan keselamatan guru olahraga di ruang gym. Namun, solusi yang diberikan tidak memecahkan masalah. "Saya melihat sisi estetika praktis dalam kaitannya dengan olahraga di sekolah," kata dia seperti dikutip onislam.net, Jumat (7/12).
Untuk alasan itu, Van Den Bremen mencoba melakukan pendekatan kepada organisasi Islam untuk mendesain jilbab khusus olahraga.
Melalui pendekatan itu, lanjutnya, ada solusi jilbab menggunakan bahan fleksibel. Pendekatan ini membuktikan jika muslimah berjilbab dapat berinteraksi tanpa kehilangan nilai-nilai mereka atau dihakimi oleh komunitas mereka sendiri.
"Aku percaya setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Ini hanya masalah penerimaan," ucap dia.