REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Partai Demokrat Swedia (SD) rupanya menyiapkan satu langkah strategis dalam menekan komunitas Muslim tanpa harus dituduh rasisme. Mereka guna majalah sebagai alat kampanye anti-Islam.
Tak tanggung-tanggung, mereka berencana mendistribusikan 6 ribu eksemplar majalah pada akhir bulan. Pembuatan majalah itu juga melibatkan kelompok anti-Islam Swedia, Tryckfrihetssällskapet (Masyarakat Kebebasan Pers). Karena didesain untuk itu, jangan heran bila ada artikel yang berisi tentang ancaman adzan.
"Majalah memiliki peranan penting dalam memicu perdebatan," ungkap anggota parlemen dan pemimpin redaksi SD, Richard Jomhsof seperti dikutip HYPERLINK "http://thelocal.se"thelocal.se, Kamis (21/11).
Menurut Jomsof, jelas majalah tidak akan melanggar garis kebijakan partai terhadap rasisme. "Majalah tidak dapat dilihat sebagai rasis," kata dia.
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat Swedia (SD) Par Norling menyarankan agar Swedia melarang ajaran Islam, dan mendeportasi Muslim yang masih menjalankan keyakinannya. Norling mencontohkan kasus perkosaaan dan masalah lainnya merupakan alasan yang tepat untuk melarang Islam dan mendeportasi imigran Muslim.
Namun, ia menolak pernyataannya itu merupakan bagian dari dukungan terhadap kalangan sayap kanan Eropa. "Islam bisa berada di tempat lain, tapi di Swedia tidak cocok," kata dia.